Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana menyampaikan bahwa penyakit batuk dan pilek mendominasi jemaah haji Indonesia.
Menurut dia, terjadi pergeseran jenis penyakit yang paling banyak menyerang jemaah haji Indonesia. Awalnya, didominasi penyakit hipertensi dan jantung, saat ini justru penyakit batuk dan pilek.
Budi menuturkan, bahwa salah satu penyebab dari meningkatnya jumlah jemaah yang mengalami batuk dan pilek karena para jemaah mengalami kelelahan ekstrem setelah melakukan proses haji.
Seperti diketahui bahwa prosesi haji dijalankan dengan aktivitas fisik yang dilakukan secara terus menerus dan cukup memakan waktu yang panjang.
“Ini salah satu faktor yang menyebabkan banyak jemaah jatuh sakit dan menyebabkan penyakit-penyakit komorbid yang diderita oleh sebagian jemaah haji muncul,” ucapnya dikutip dari Youtube Kementerian Kesehatan, Jumat (15/7/2022)
Budi menyebut, bahwa hingga saat ini, pihaknya belum menemukan adanya penyakit infeksi yang berbahaya bagi kesehatan para jemaah. Namun, pihak Kesehatan Haji akan terus memonitor para jemaah haji yang masih berada dalam keadaan sakit.
Untuk diketahui, setibanya jemaah haji di Indonesia, Kementerian Kesehatan melakukan skrining kesehatan kepada para jemaah, meliputi pengecekan suhu dengan menggunakan thermal scanner ataupun thermal gun serta pengecekan tanda dan gejala virus Covid-19.
“Selain itu juga akan dilakukan observasi terhadap jemaah yang berada di asrama haji demarkasi,” terang Budi dikutip dari laman Sehat Negeriku, Jumat (15/7/2022).
Kemudian, untuk menyempurnakan pelayanan kesehatan bagi para jemaah haji, Kementerian Kesehatan juga telah mendirikan posko-posko kesehatan yang ditujukan untuk keperluan pelayanan rawat jalan, emergency, serta rujukan.