Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus bersikeras mengujungi Rusia dan Ukraina untuk misi perdamaian.
Niat tersebut sebenarnya sudah disampaikannya beberapa bulan lalu, tetapi Kremlin tidak bersedia dengan alasan waktu yang tak tepat.
Meskipun begitu, keinginan Paus bertandang ke Rusia dan Ukraina tak pernah pudar untuk membawa misi perdamaian.
"Yang paling penting datang ke Rusia untuk coba membantu [perdamaian] dengan cara yang ada, tetapi saya ingin pergi ke kedua ibu kota [Rusia dan Ukraina],”tegas Paus dikutip dari Vatican News, pada Senin (4/7/2022).
Dalam beberapa kesempatan, Paus menyampaikan kekecewaannya atas invasi Rusia ke Ukraina. Dia menyebut serangan Rusia juga tak beralasan dan kejam.
Menurutnya, serangan Rusia bukan sekadar operasi militer, tetapi memang bertujuan perang, yang menabur kematian, kehancuran, dan kesengsaraan.
Baca Juga
"Jumlah korban terus meningkat, begitu pula orang-orang yang mengungsi, terutama ibu-ibu dan anak-anak. Kebutuhan akan bantuan kemanusiaan di negara yang bermasalah itu tumbuh secara dramatis dari jam ke jam,”kata Paus Fransiskus beberapa waktu lalu.
Selain itu, Pus juga sempat mengkritik Patriark Kirill dari Gereja Ortodoks Rusia.
Pasalnya, Kirill secara terbuka menyampaikan dukungan dan pembenaran atas invasi Rusia terhadap Ukraina.
Ketika menerima delegasi pemimpin Gereja Ortodoks di Vatikan pada akhir Juni lalu, Paus menyampaikan perang Rusia dan Ukraina telah memecah belah umat Kristen.
Seperti diketahui, baik Rusia maupun Ukraina, mayoritas penduduknya beragama Kristen Ortodoks.
"Rekonsiliasi antara orang-orang Kristen yang terpisah, sebagai sarana untuk berkontribusi pada perdamaian antara orang-orang yang berkonflik, adalah langkah yang paling tepat saat ini,” ungkapnya, dikutip dari Catholic News Service, Kamis (30/6/2022).