Bisnis.com, JAKARTA – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) memaknai lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Eropa, khususnya Ukraina dan Rusia sebagai langkah berani bagi pemimpin dari benua Asia.
Ketua Departemen Hubungan Internasional CSIS Lina Alexandra mengatakan, menjadi pemimpin pertama dari Asia yang hadir ke wilayah konflik tersebut, Jokowi berpotensi memberi dampak besar bagi Dunia, termasuk Indonesia.
“Tentu dampaknya besar, paling tidak kembalinya apabila agenda perdamaian ini berhasil pasokan komoditi yang penting seperti gandum, pupuk, dan lainnya akan berangsur normal. Namun, apabila upaya ini gagal, maka konfliknya akan makin memanas tentunya,” tuturnya saat dihubungi, Kamis (30/6/2022).
Lina melanjutkan, apabila kunjungan kerja Jokowi gagal untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina, maka rencana terdekat yang bisa direalisasikan adalah melanjutkan komunikasi dengan Negara-negara G7 untuk tetap menyukseskan agenda G20.
Selain itu, dia menilai hubungan Bilateral Indonesia dengan Rusia-Ukraina akan menghasilkan warisan baru bagi sejarah, apabila opsi-opsi yang ditawarkan oleh Indonesia dapat diterima oleh masing-masing Kepala Negara, yaitu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Adapun, menurutnya berhasil atau tidaknya kunjungan dari Jokowi akan terlihat dari respon kedua Kepala Negara saat orang nomor satu ini telah kembali ke Indonesia. Khususnya saat pelaksanaan G20 pada November 2022.
“Saat ini paling diharapkan ada gencatan senjata dan kesediaan Rusia untuk kembali membuka keran penjualan komoditinya sehingga mengurangi kelangkaan stok komoditi terkait, tentu ini bisa dianggap sebagai keberhasilan dan puncaknya tentu kehadiran [Putin dan Zelenskyy di G20 dan summit yang fokus membahas original agenda of G20,” tutur Lina.