Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI menyampaikan sejumlah temuan mengenai kasus hepatitis akut dan cacar monyet yang melanda di Indonesia.
Juru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril menyebut bahwa terdapat 70 kasus kumulatif dugaan hepatitis akut misterius yang tercatat hingga Kamis (23/6/2022).
"Ditemukan ada di 21 provinsi. Terbarunya di Jakarta dan di 21 provinsi ini ada yang probable, ada yang pending, ada juga yang sudah discarded," ujarnya dalam konferensi pers virtual terkait Update Penanganan Covid-19, Hepatitis Akut dan Cacar Monyet di Indonesia, Jumat (24/6/2022).
Lebih lanjut, dia menjabarkan bahwa terdapat sejumlah gejala yang ditemui oleh pasien yaitu demam yang tercatat sebesar 76,7 persen, mual dengan perolehan 66,7 persen, kemudian gejala muntah dan Jaundice di 66,7 persen.
Selain itu, gejala lainnya yang ditemui adalah hilangnya nafsu makan yaitu 50 persen, nyeri bagian perut di angka 46,7 persen, diare akut, malaise dan perubahan warna urin dengan perolehan 33,3 persen.
Adapun, untuk perubahan warna feses (pucat) di angka 23,3 persen, gatal tercatat 13,3 persen, sesak nafas di 10 persen dan Arthralgia/myalgia mencapai 6,7 persen.
Baca Juga
Sementara itu, Syahril juga mengatakan untuk hasil pemeriksaan kasus suspek cacar monyet pada pasien di Singkawang, Kalimantan Barat dinyatakan negatif. Adapun, pasien tersebut mengidap varisela atau cacar air.
Syahril mengatakan sejauh ini ada sembilan pasien diduga cacar monyet. Namun hasil pemeriksaan menunjukkan tujuh di antaranya negatif, satu mengidap pemfigoid bulosa, sedangkan lainnya menderita varisela.
"Alhamdulillah untuk saat ini semua kasusnya belum ada. Konfirmasi, probable, belum ada," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa sejauh ini sudah ada 3.335 kasus cacar monyet di seluruh dunua dengan Singapura menjadi negara pertama di Asia Tenggara. Cacar monyet bisa menular dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dari darah, cairan tubuh, lesi kulit atau mukosa.