Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lippo Group Dukung Pembangunan IKN, John Riady Optimistis Masa Depan Indonesia Cerah

Di tengah kemelut global akibat pandemi Covid-19 dan ketidakpastian akibat perang Rusia-Ukraina, John Riady menilai kondisi Indonesia akan tetap baik-baik saja. Berbagai strategi dari sisi moneter hingga pembangunan infrastruktur, termasuk IKN bakal memajukan perekonomian.
CEO PT Lippo Karawaci Tbk., John Riady yang juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Siloam Hospitals Tbk. (ketiga dari kanan), dan Camat Kelapa Dua Tangerang, Prima Saras Puspa, (kedua dari kiri) meninjau lahan produktif di Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang./ Istimewa
CEO PT Lippo Karawaci Tbk., John Riady yang juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Siloam Hospitals Tbk. (ketiga dari kanan), dan Camat Kelapa Dua Tangerang, Prima Saras Puspa, (kedua dari kiri) meninjau lahan produktif di Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang./ Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Lippo Group optimistis Indonesia akan mampu terus berkembang dan menunjukkan pertumbuhan menjadi negara maju dalam masa mendatang, meskipun saat ini dunia sedang menghadapai situasi global yang tidak menentu dan cenderung mencekam, seperti perang Rusia-Ukraina, krisis pangan dunia, dan lainnya.

Bahkan, dalam acara tahunan World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss, pesimisme terhadap perekonomian global juga mengemuka yang dilatari berbagai alasan. Namun, menurut Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady, yang juga menjabat sebagai CEO Lippo Karawaci dan Preskom Siloam Hospitals, situasi global yang seolah mencekam, bukanlah perkara besar manakala secara faktual Indonesia masih memiliki banyak keunggulan.

“Saya masih optimistis bahwa negeri ini akan terus melaju, akan terus memetik berbagai pertumbuhan,” katanya. Indonesia memiliki prospek lebih cerah sebagai salah satu negara Asean yang merupakan kawasan dengan predikat ekonomi terbesar keempat di dunia.

“Kita memiliki tingkat pertumbuhan ketiga setelah China dan India. Selain itu, Indonesia juga memiliki demografi yang sangat muda, politik yang cukup stabil,” simpulnya.

Dia menyinggung jika saat ini kawasan lain seperti Amerika dan Eropa tengah menghadapi situasi yang mengarah resesi, maka kawasan Asean khususnya Indonesia bahkan ada dalam trek pemulihan yang stabil. Hingga akhir tahun ini, tingkat inflasi nasional diperkirakan hanya berkisar 4 persen.

“Saya pikir pemerintah kita telah melakukan pekerjaan yang baik dalam mengantisipasi dan tetap berada di depan kurva. Dan dibandingkan dengan negara lain di Asean, misalnya, saya yakin bank sentral kami lebih agresif dalam menaikkan suku bunga,” ungkap John.

Selain itu, terkereknya harga komoditas juga telah menopang pertumbuhan ekonomi. Sektor inipun masih menjadi magnet penarik investasi yang sangat besar.

PROSPEK BISNIS

Menurutnya, dengan melihat fakta demikian, diyakini sektor bisnis di Indonesia masih cukup cerah. Terlebih lagi, di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerintah sangat aktif membangun infrastruktur hingga menggulirkan proyek IKN (Ibu Kota Negara).

John melihat strategi itu selain akan memajukan perekonomian di masa mendatang, sekaligus bakal berimbas terhadap penciptaan pembangunan yang merata dan inklusif. “Dengan total populasi hingga 280 juta, ekonomi nasional kita semakin maju dan merata, ini adalah kekuatan baru yang menjamin pertumbuhan berkelanjutan hingga nanti,” katanya.

Pada proyek IKN, John berkomitmen Lippo Group akan ikut berpartisipasi. “Kami akan mendukung dengan berbagai kemampuan kami, entah itu pembangunan rumah sakit atau penguatan sektor kesehatan, serta bisa juga ke arah sektor pendidikan. Kami ingin mengambil bagian dan berkontribusi,” kata John.

Di sisi lain, prospek bisnis Indonesia pun semakin cerah seiring kian mudahnya akses digital. Lippo Group, lanjut John, berkeyakinan bahwa saat ini masih merupakan tahap permulaan dari ledakan ekonomi digital di Indonesia.

Konsolidasi pasar serta semakin banyaknya perusahaan teknologi yang lahir secara simultan akan mengubah banyak lanskap kehidupan masyarakat.

“Kami telah berinvestasi dan ikut mengembangkan sekitar 57 perusahaan rintisan, tentunya perusahaan yang kami pilih berdasarkan prinsip untuk menyajikan solusi bagi masyarakat. Dengan prinsip ini, kami yakin perusahaan rintisan itu akan terus maju dan berkembang,” tutup John.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper