Bisnis.com, JAKARTA -- Lippo Group optimistis Indonesia akan mampu terus berkembang dan menunjukkan pertumbuhan menjadi negara maju dalam masa mendatang, meskipun saat ini dunia sedang menghadapai situasi global yang tidak menentu dan cenderung mencekam, seperti perang Rusia-Ukraina, krisis pangan dunia, dan lainnya.
Bahkan, dalam acara tahunan World Economic Forum (WEF) 2022 di Davos, Swiss, pesimisme terhadap perekonomian global juga mengemuka yang dilatari berbagai alasan. Namun, menurut Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady, yang juga menjabat sebagai CEO Lippo Karawaci dan Preskom Siloam Hospitals, situasi global yang seolah mencekam, bukanlah perkara besar manakala secara faktual Indonesia masih memiliki banyak keunggulan.
“Saya masih optimistis bahwa negeri ini akan terus melaju, akan terus memetik berbagai pertumbuhan,” katanya. Indonesia memiliki prospek lebih cerah sebagai salah satu negara Asean yang merupakan kawasan dengan predikat ekonomi terbesar keempat di dunia.
“Kita memiliki tingkat pertumbuhan ketiga setelah China dan India. Selain itu, Indonesia juga memiliki demografi yang sangat muda, politik yang cukup stabil,” simpulnya.
Dia menyinggung jika saat ini kawasan lain seperti Amerika dan Eropa tengah menghadapi situasi yang mengarah resesi, maka kawasan Asean khususnya Indonesia bahkan ada dalam trek pemulihan yang stabil. Hingga akhir tahun ini, tingkat inflasi nasional diperkirakan hanya berkisar 4 persen.
“Saya pikir pemerintah kita telah melakukan pekerjaan yang baik dalam mengantisipasi dan tetap berada di depan kurva. Dan dibandingkan dengan negara lain di Asean, misalnya, saya yakin bank sentral kami lebih agresif dalam menaikkan suku bunga,” ungkap John.
Baca Juga
Selain itu, terkereknya harga komoditas juga telah menopang pertumbuhan ekonomi. Sektor inipun masih menjadi magnet penarik investasi yang sangat besar.
PROSPEK BISNIS
Menurutnya, dengan melihat fakta demikian, diyakini sektor bisnis di Indonesia masih cukup cerah. Terlebih lagi, di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo, pemerintah sangat aktif membangun infrastruktur hingga menggulirkan proyek IKN (Ibu Kota Negara).
John melihat strategi itu selain akan memajukan perekonomian di masa mendatang, sekaligus bakal berimbas terhadap penciptaan pembangunan yang merata dan inklusif. “Dengan total populasi hingga 280 juta, ekonomi nasional kita semakin maju dan merata, ini adalah kekuatan baru yang menjamin pertumbuhan berkelanjutan hingga nanti,” katanya.
Pada proyek IKN, John berkomitmen Lippo Group akan ikut berpartisipasi. “Kami akan mendukung dengan berbagai kemampuan kami, entah itu pembangunan rumah sakit atau penguatan sektor kesehatan, serta bisa juga ke arah sektor pendidikan. Kami ingin mengambil bagian dan berkontribusi,” kata John.
Di sisi lain, prospek bisnis Indonesia pun semakin cerah seiring kian mudahnya akses digital. Lippo Group, lanjut John, berkeyakinan bahwa saat ini masih merupakan tahap permulaan dari ledakan ekonomi digital di Indonesia.
Konsolidasi pasar serta semakin banyaknya perusahaan teknologi yang lahir secara simultan akan mengubah banyak lanskap kehidupan masyarakat.
“Kami telah berinvestasi dan ikut mengembangkan sekitar 57 perusahaan rintisan, tentunya perusahaan yang kami pilih berdasarkan prinsip untuk menyajikan solusi bagi masyarakat. Dengan prinsip ini, kami yakin perusahaan rintisan itu akan terus maju dan berkembang,” tutup John.