Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Jokowi telah membuka secara resmi Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang mengambil tema besar From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World di Bali Nusa Dua Convention Centre, pada Rabu (25/5).
Dalam forum ini, sebagai tuan rumah Indonesia akan membagikan praktik baik dan pengalaman penanggulangan bencana kepada para delegasi dengan mengusung kemitraan atau kolaborasi untuk menuju ketangguhan yang berkelanjutan.
Menurut Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Indonesia yakin resiliensi atau ketangguhan hanya dapat diwujudkan apabila upaya tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan kebencanaan secara berkelanjutan dan inklusif.
“Saat ini, untuk mewujudkan resiliensi berkelanjutan Indonesia telah memiliki Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) 2020-2044 sebagai komitmen jangka panjang Indonesia dalam menerapkan Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030,” jelas Muhadjir dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/5).
Selain itu, Indonesia telah mengadopsi pendekatan pentahelix atau multipihak berbasis masyarakat yang dikenal dengan gotong royong dalam mencapai resiliensi. Pendekatan ini melibatkan partisipasi dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.
Muhadjir menjelaskan, pada tingkat komunitas, kolaborasi tersebut diimplementasikan melalui program seperti Taruna Siaga Bencana dan Desa Tangguh Bencana. Indonesia juga memiliki kearifan lokal di bidang penanggulangan bencana yang sangat kaya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan gelaran GPDRR ke-7 ini selain membantu proses pemulihan sosial-ekonomi, khususnya di Bali, dan di Indonesia juga menegaskan kembali kepemimpinan Indonesia dalam penanggulangan bencana di tingkat dunia.
“Ini merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari kepemimpinan Indonesia di tingkat internasional tahun ini, seperti Presidensi G20, dan Forum Negara Pulau dan Kepulauan 2022,” tambahnya.