Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Koalisi Indonesia Bersatu: Murni Eksperimen atau Ingin Selamatkan Ganjar?

Para elite mulai melakukan eksperimen politik guna mempersiapkan segala hal untuk memenangkan kontestasi pada 2024 nanti.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat bertemu di sebuah acara beberapa waktu lalu
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat bertemu di sebuah acara beberapa waktu lalu

Bisnis.com, JAKARTA -- Eksperimen politik terus dilakukan oleh para politikus kendati perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih lebih dari setahun lagi.

Salah satu eksperimen terbaru adalah deklarasi koalisi antara Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Tak tanggung-tanggung deklarasi tersebut dilakukan langsung oleh para ketua umum partai. Golkar langsung diinisiasi oleh Airlangga Hartarto, PPP Suharso Monoarfa dan PAN Zulkifli Hasan.

Airlangga mengklaim bahwa kerja sama politik yang kemudian dideklarasikan sebagai koalisi Indonesia Bersatu tersebut merupakan sebuah ikhtiar untuk menjadikan Indonesia semakin maju. Bersatu sendiri merupakan akronim dari Golkar, PAN dan PPP.

"Bersatu dalam nama koalisi berasal dari gabungan simbol Golkar, PAN, dan PPP.  Beringin lambangnya Golkar, SuryA lambangnya PAN, dan baiTullah adalah lambangnya PPP," kata Airlangga dikutip dari laman resmi Golkar, Minggu (15/5/2022).

Sementara itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut ketiga elite partai telah sepakat untuk membangun koalisi gagasan.

"Koalisi untuk membangun Indonesia dengan pikiran, nilai, semangat, dan impian-impian besar. Tentu untuk mewujudkannya perlu kebersamaan," ujar Zulhas.

Dia menambahkan bahwa sebagai sebuah bangsa yang besar, pelaksanaan amanat proklamasi dan reformasi tidak bisa dikerjakan sendirian. Oleh karena itu, semua pekerjaan harus dikerjakan bersama-sama, gotong royong atau bekerja kolektif untuk tujuan yang besar.

"Kita sudah melewati 24 tahun reformasi, waktu yang cukup panjang bagi bangsa ini untuk lebih dewasa dalam berdemokrasi. Belajar dari yang telah dilalui bersama untuk lebih baik dikemudian hari," tukasnya.

Dalam catatan Bisnis, pertemuan politik tiga elite partai tersebut semakin menambah daftar panjang tokoh atau politikus yang saling bertemu usai Idulfitri. Sebelum ketiga tokoh itu ada nama Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. 

Ketiganya rutin keluar kandang untuk menemui tokoh politik, budaya dan agama. Menariknya, dalam setiap kunjungan tersebut ada Prabowo dan Anies maupun Ganjar sering didoakan bisa menjadi pemimpin pada 2024 nanti.

Selain Koalisi Bersatu yang telah dideklarasikan oleh Golkar Cs, NasDem juga tengah menyiapkan manuver dengan melakukan konvensi calon presiden (capres). Ada sejumlah nama dalam konvensi tersebut, dua di antaranya adalah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Anies dan Ganjar merupakan tokoh non elite atau penguasa partai politik yang memiliki elektabilitas cukup moncer. Elektabilitas Ganjar sedikit lebih tinggi dari Anies. Meskipun dari sisi peluang, Anies lebih besar karena tidak terikat dengan golongan politik manapun.

Selamatkan Ganjar?

Sementara itu pengamat politik dan pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio menduga koalisi yang dibentuk Partai Golkar bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebetulnya adalah Koalisi Penyelamat Ganjar. 

Koalisi ini ditengarai akan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024.

"Koalisi yang sedang dibentuk Golkar-PAN-PPP ini, jangan-jangan adalah Koalisi Penyelamat Ganjar," ujar Hendri dilansir dari Tempo. 

Alasannya, ia menengarai PDIP tidak akan mengusung Ganjar, melainkan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Sementara itu, sosok Ganjar dinilai kandidat potensial karena memiliki elektabilitas tiga teratas menurut sejumlah lembaga survei. Tiga partai ini ditengarai siap menjadi kapal untuk menampung Ganjar jika tidak diusung PDIP.

"Nah apakah kemudian koalisi ini mampu meyakinkan Ganjar Pranowo untuk melepaskan diri dari kulitnya? Kita lihat nanti. Pilihan Ganjar saat ini adalah memaksakan diri sebagai calon presiden atau legowo tetap sebagai kader PDIP yang nanti mungkin saja bisa menempati kursi menteri," ujar dia


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper