Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa Indonesia telah melakukan koordinasi dan diskusi bersama Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada 3 Mei 2022 mengenai penyebaran kasus hepatitis akut di dunia.
Budi menyampaikan bahwa kesempatan itu telah membuat Indonesia mendapatkan berbagai informasi terkait penyakit hepatitis akut dari kedua Lembaga Kesehatan tersebut.
Meskipun demikian, Menkes mengatakan bahwa sampai saat ini belum bisa dipastikan mengenai virus yang secara pasti dapat menyebabkan penyakit hepatitis akut ini. Menanggapi hal tersebut, Budi menyebutkan bahwa Indonesia tengah menjalin kerja sama dengan Inggris dan Amerika dalam bidang penelitian yang ditujukan untuk mendeteksi secara tepat dan cepat terkait penyebab dari penyakit hepatitis akut.
“Kemungkinan besar adalah Adenovirus 41 tapi ada juga kasus yang tidak ada Adenovirus 41. Jadi kita masih melakukan penelitian bersama Amerika dan Inggris untuk memastikan penyebabnya apa,” ujar Budi pada konferensi pers Senin (9/5/2022).
Sebelumnya Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah WHO menyatakan kejadian luar biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia sejak 15 April 2022.
Menkes mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kebersihan tubuh karena mengingat kasus ini menular melalui mulut.
Tak hanya itu, Budi menegaskan jika terjadi gejala BAB yang berlebihan dan disertai dengan demam pada anak, orangtua sebaiknya segera merujuk buah hatinya ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mengantisipasi penularan penyakit hepatitis akut.