Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa menyiapkan sanksi atas penjualan minyak Rusia akibat invasi negara ke Ukraina setelah terjadi perubahan besar oleh Jerman sebagai pelanggan energi terbesar Rusia. Hal ini dapat membuat Moskow kehilangan aliran pendapatan besar dalam beberapa hari.
Upaya untuk meningkatkan tekanan ekonomi atas Rusia itu muncul di tengah harapan lebih banyak evakuasi warga dari kota Mariupol yang terkepung. Sementara itu AS memperingatkan bahwa Moskow sedang bersiap secara resmi mencaplok wilayah Donetsk dan Luhansk di timur negara itu.
“Laporan menyatakan bahwa Rusia berencana untuk merekayasa sebuah referendum sekitar pertengahan Mei,” kata Michael Carpenter, Duta Besar AS untuk Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa, mengutip The Guardian, Selasa (3/5/2022).
Dia mengatakan bahwa Rusia sedang mempertimbangkan rencana serupa di wilayah ketiga, Kherson. Di wilayah itu Moskow baru-baru ini memperkuat kendali dan memberlakukan penggunaan mata uang rubelnya.
Uni Eropa diperkirakan akan mengusulkan paket keenam sanksi Uni Eropa minggu ini terhadap Rusia atas invasi 24 Februari ke Ukraina, termasuk kemungkinan embargo untuk membeli minyak Rusia. Kyiv menyatakan ekspor energi Rusia ke Eropa, yang sejauh ini sebagian besar dibebaskan dari sanksi internasional, mendanai upaya perang Kremlin dengan nilai jutaan euro setiap hari.
“Paket ini harus mencakup langkah-langkah yang jelas untuk memblokir pendapatan Rusia dari sumber daya energi,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam pidato video malamnya.
Baca Juga
Jerman mengatakan bahwa pihaknya siap untuk mendukung embargo langsung UE terhadap minyak Rusia.
"Kami telah berhasil mencapai situasi di mana Jerman mampu menanggung embargo minyak," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck.
Kanselir Olaf Scholz, yang lebih berhati-hati daripada para pemimpin Barat lainnya dalam mendukung Ukraina, berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk mengambil garis yang lebih tegas.
Scholz berjanji bahwa sanksi tidak akan dicabut sampai presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani kesepakatan damai dengan Ukraina yang dapat didukung Kyiv, katanya dalam sebuah wawancara dengan televisi publik ZDF.