Bisnis.com, JAKARTA – Setelah China mengonfirmasi temuan kasus infeksi flu burung H3N8 pada manusia, kini kasus flu burung H5N1 pada manusia teridentifikasi di Colorado, Amerika Serikat.
Virus H5N1 dikenal sebagai flu burung dan biasanya ditularkan di antara unggas dan burung liar. Dilansir Denver Post, Kamis (28/4), virus tersebut ditemukan pada seorang pria yang bekerja di peternakan unggas Western Slope.
“Ini adalah kasus manusia kedua yang terkait dengan kelompok spesifik virus H5N1 dan merupakan kasus pertama di Amerika Serikat,” tulis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS dikutip Edition, Jumat (29/4/2022).
Diketahui bahwa pria yang terjangkit virus H5N1 tersebut tidak menunjukkan gejala berat, tapi hanya melaporkan perasaan kelelahan. Pria tersebut sedang melakukan isolasi mandiri dan telah menerima obat antivirus influenza oseltamivir yang diberikan sesuai panduan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Meskipun demikian, para ilmuwan di negara tersebut menyebutkan bahwa risiko penyebaran virus tersebut terhadap manusia sangatlah rendah. Mereka menyebutkan bahwa virus tersebut memang biasanya tidak dapat menginfeksi manusia atau menyebar dari individu ke individu lainnya.
Untuk mengurangi penyebaran virus H5N1, CDC telah mengambil sejumlah langkah kesiapsiagaan dan melakukan pencegahan rutih yang mencakup pembuatan vaksin H5N1 bagi orang-orang yang memerlukannya.
Tak hanya itu, sebagai langkah preventif awal, CDC juga mengajak seluruh masyarakat di daerah setempat untuk menghindari kontak langsung dengan unggas yang tampak sakit ataupun mati serta menjauhi permukaan yang terkontaminasi oleh kotoran burung liar maupun unggas peliharaan.
Flu burung pertama kali terdeteksi pada kawanan kalkun di Dubois Country, Indiana pada Februari 2022. Menurut Departemen Pertanian AS, hal tersebut merupakan kasus infeksi pertama di AS sejak 2020.
Sebelumnya, China juga mengonfirmasi kasus infeksi virus flu burung H3N8 pada manusia pertama yang ditemukan di Provinsi Henan, China.
Dilansir dari Republic World (27/4), Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China menyebutkan kasus tersebut pertama kali terdeteksi pada anak laki-laki berusia 4 tahun dan menjadi insiden infeksi pertama H3N8 pada manusia.
Berdasarkan investigasi awal yang dilakukan oleh Komisi Kesehatan Nasional (NHC) China, diketahui bahwa virus tersebut tidak memiliki kemampuan untuk ditularkan dari manusia ke manusia. NHC menegaskan jika virus tersebut memiliki tingkat penularan yang rendah.