Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Kepulauan Virgin Inggris ditangkap pada Kamis (28/4/2022) di Miami, Amerika Serikat (AS) atas dugaan pencucian uang dan persekongkolan untuk mengimpor kokaina, menurut aduan badan AS antiperdagangan narkoba (DEA).
PM Andrew Fahie, 51 tahun, ditangkap di sebuah bandara di Miami bersama Direktur Utama Port Authority teritori Inggris itu, seperti diungkapkan dalam aduan yang dibaca Reuters.
Penahanan Fahie pertama kali diungkapkan oleh Gubernur Kepulauan Virgin Inggris John Rankin.
"Saya menyadari bahwa kabar ini akan mengejutkan rakyat teritori ini," kata Rankin melalui pernyataan.
"Dan saya akan meminta agar saat ini ketenangan dijaga."
Aduan itu juga memuat pengakuan dari seseorang yang identitasnya dirahasiakan.
Baca Juga
Kronologi Penangkapan
DEA (U.S. Drug Enforcement Administration) mengatakan Fahie sebelumnya sudah memberikan persetujuan bagi informan tersebut untuk menggunakan pelabuhan-pelabuhan Kepulauan Virgin Inggris guna mengapalkan kokain dengan imbalan pembayaran sebesar US$500.000 (sekitar Rp7,25 miliar).
Informan itu disebutkan berpura-pura menjadi anggota kartel narkoba Meksiko, Sinaloa.
Kepala DEA Anne Milgram mengatakan penangkapan itu harus menjadi pesan kuat bahwa "siapa pun yang terlibat membawa obat-obatan berbahaya ke Amerika Serikat akan diadili, tidak peduli apa jabatan mereka."
DEA mengungkapkan bahwa investigasi sudah mulai berjalan sejak Oktober tahun lalu berdasarkan hasil pemantauan dan rekaman dari informan rahasia.
Menurut aduan badan AS itu, informan yang dimaksud mengaku sebagai anggota kartel yang berupaya mengirimkan ribuan kilogram kokaina Kolombia ke Pulau Tortola di Kepulauan Virgin Inggris --dan pada akhirnya ke Puerto Rico untuk diangkut ke New York dan Miami.
Sang informan menyebut identitasnya saat melakukan serangkaian pertemuan dengan Fahie, Direktur Utama pelabuhan Kepulauan Virgin Inggris Oleanvine Maynard, dan putera Maynard, Kadeem Maynard.
"Fahie setuju mengizinkan sang sumber rahasia untuk menggunakan pelabuhan-pelabuhan yang ada untuk mengirimkan kokain tersebut," menurut aduan DEA.
PM Fahie meminta pembayaran di muka sebesar US$500.000 sebagai imbalan.
Perdana Menteri itu juga meminta bantuan untuk membayar utang senilai US$83.000 (sekitar Rp1,2 miliar) kepada seorang pria di Senegal, yang telah "menyelesaikan" beberapa masalah politik baginya, menurut aduan itu.
Fahie ditangkap di Miami setelah secara terpisah diperlihatkan kantong-kantong belanja barang bermerek dalam sebuah pesawat pribadi.
Barang-barang itu ]sekitar US$700.000 dolar (sekitar Rp10,15 miliar) untuk dia dan Oleanvine Maynard, kata DEA.
Kantor PM Fahie belum menanggapi permintaan untuk memberikan informasi lebih lanjut.