Bisnis.com, JAKARTA – Shanghai melaporkan peningkatan tajam dalam jumlah pasien Covid-19 yang masuk kategori sakit parah. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa pusat keuangan China tersebut kemungkinan akan lebih banyak mencatat angka kematian.
Mengutip Bloomberg, Jumat (22/4/2022), jumlah pasien dalam kondisi parah atau kritis di Shanghai, China naik lebih dari tiga kali lipat menjadi 159 pada Rabu (20/4/2022) dari lebih dari 50 pada hari sebelumnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Pejabat Komisi Kesehatan Shanghai, Wu Qianyu, pada Kamis (21/4/2022).
Shanghai yang saat ini menjadi pusat wabah terburuk di China sejak Wuhan lebih dari dua tahun lalu, juga melaporkan delapan kematian pada Rabu, sehingga total kematian akibat wabah saat ini menjadi 25.
Lonjakan jumlah pasien Covid yang sakit parah dan peningkatan kematian terjadi ketika wabah itu sendiri tampaknya mereda setelah berminggu-minggu dilakukan lockdown. Infeksi baru telah turun selama empat hari berturut-turut menjadi 18.495 pada Rabu.
Populasi lansia kota yang relatif besar sangat rentan terhadap virus, karena tingkat vaksinasi di antara mereka tetap rendah. Hanya 62 persen penduduk senior yang telah diinokulasi, kata pejabat pemerintah Shanghai. Sebagian besar dari 25 orang yang telah meninggal tidak divaksinasi.
Dengan jumlah kasus parah yang meningkat, wabah tersebut dapat menyebabkan lebih banyak kematian di Shanghai, kemungkinan mengkonfirmasi kecurigaan yang diajukan oleh para ahli di luar China bahwa wabah saat ini pada akhirnya bisa menjadi lebih mematikan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Baca Juga
Pasalnya terjadi kesenjangan vaksinasi dan kurangnya kekebalan alami, karena negara tersebut sebagian besar telah mencegah Covid sampai sekarang.
Di Shanghai, hampir satu dari lima dari mereka yang terinfeksi virus adalah orang berusia 60 tahun ke atas, sementara mereka yang berusia 80 tahun ke atas menyumbang 2 persen dari total, menurut data resmi.
Namun demikian, jumlah resmi kematian Covid per kapita China secara keseluruhan tetap menjadi salah satu yang terendah di dunia, topik yang menjadi bahan perdebatan yang berkembang karena tampaknya negara-negara terbaik dengan vaksinasi lebih tinggi adalah Selandia Baru dan Korea Selatan.