Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Rusia telah memulai pertempuran tahap kedua di wilayah Donbas, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah video pidatonya pada Senin (18/4).
“Pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbas yang telah mereka persiapkan sejak lama dan sejumlah besar pasukan Rusia terkonsentrasi dan fokus pada serangan itu,” kata Zelensky seperti dikutip CNN.com, Selasa (19/4/2022).
Zelensky menegaskan bahwa pasukan Ukraina akan terus berjuang melawan serangan dari pasukan Rusia di wilayah tersebut.
“Tidak peduli berapa banyak prajurit Rusia yang mereka bawa ke daerah itu, kami akan terus berjuang dan bertahan dan kami akan melakukan ini setiap hari,” ujarnya.
Menurutnya, pihaknya tidak akan menyerahkan apa pun kepada Rusia dan sebaliknya Rusia tidak akan mengambil apa pun yang bukan miliknya.
“Saya berterima kasih kepada semua pejuang kami, tentara kami, kota-kota heroik kami dan kota-kota di kawasan yang melawan dan berdiri teguh,” ucap Zelenksy.
Sementara itu, Rusia dilaporkan telah meluncurkan upaya untuk menerobos garis depan. Barisan panjang kendaraan militer Rusia terlihat menuju dari perbatasan Rusia menuju kota Izium, tempat pasukan Rusia berkumpul. Kendaraan terlihat bergerak melalui kota Kupiansk di wilayah Kharkiv.
Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengatakan bahwa pasukan Rusia telah meluncurkan upaya untuk menerobos garis depan Ukraina di tiga wilayah.
"Hari ini, hampir di seluruh garis depan wilayah Luhansk, Donetsk, Kharkiv, penjajah mencoba menerobos pertahanan kami," katanya dalam sambutan di televisi.
"Untungnya, militer kita bertahan, dan hanya di dua kota yang mereka [Rusia] lewati: Kreminna dan kota kecil lainnya. Tetapi pertempuran terus berlanjut dan upaya untuk memulai fase aktif telah dimulai pagi ini," katanya.
Sebelumnya, dilaaporkan pasukan Ukraina yang terkepung di Mariupol menolak ultimatum Rusia untuk menyerah dan terus melakukan perlawanan di kota pelabuhan tenggara tersebut.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan bahwa kota yang telah dikepung oleh pasukan Rusia sejak 1 Maret itu belum jatuh. Pasukannya yang terperangkap di kota tersebut bertahan melawan serangan Rusia meskipun ada tekanan yang luar biasa. Hanya saja mereka terbatas pada kantong-kantong perlawanan dan jumlah mereka tidak jelas.
"Masih ada pasukan militer kami, tentara kami, sehingga mereka akan berjuang sampai akhir dan untuk saat ini mereka masih di Mariupol," kata Shmyhal.
Seorang penasihat Wali Kota Mariupol juga menolak ultimatum Rusia sebelumnya. Petro Andriushchenko mengatakan di Telegram "mulai hari ini, para pejuang kami terus mempertahankan negara kami."
Sementara itu, seorang warga mengaku melihat gedung apartemen yang rusak di dekat pabrik metalurgi Illich di Mariupol. Pemandangan udara yang diambil pada 12 April 2022 menunjukkan kota Mariupol seperti kota mati dan diperkirakan 22.000 orang tewas.