Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan darat Rusia membombardir sejumlah kota di Ukraina kemarin saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak negara Barat memberlakukan sanksi baru pada Rusia sebagai tanggapan atas pembunuhan warga sipil yang secara luas dikutuk sebagai kejahatan perang.
Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi baru, termasuk terhadap Uutri Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa hari setelah penemuan mengerikan warga sipil yang ditembak mati dari jarak dekat di kota di utara Kyiv ketika kota itu direbut kembali dari pasukan Rusia.
Paus Fransiskus menggambarkan pembunuhan itu sebagai "pembantaian" dan Volodymyr Zelenskyy mengatakan negara Barat perlu berbuat lebih banyak untuk mengendalikan Rusia.
“Saya tidak bisa mentolerir keraguan apa pun setelah semua yang telah dilakukan pasukan Rusia,” kata Zelensky kepada anggota parlemen Irlandia melalui tautan video seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (7//20224).
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan invasi Rusia dan kekejaman di Bucha mewakili "penghinaan yang tidak dapat diterima terhadap tatanan internasional berbasis aturan".
Presiden AS Joe Biden ingin Rusia dikeluarkan dari Kelompok 20 ekonomi utama.
Baca Juga
Pembuat kebijakan Barat mengecam pembunuhan di Bucha sebagai kejahatan perang dan pejabat Ukraina mengatakan kuburan massal di dekat sebuah gereja di sana berisi antara 150 dan 300 mayat.
Citra satelit yang diambil beberapa minggu lalu di Bucha menunjukkan mayat warga sipil di jalan, menurut sebuah perusahaan swasta AS.
Akan tetap,i Moskow membantah menargetkan warga sipil di sana atau di tempat lain. Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa gambar mayat di Bucha dipentaskan untuk membenarkan lebih banyak sanksi terhadap Moskow dan menggagalkan pembicaraan damai deng Kyiv.
Rusia menyebut invasi 24 Februari sebagai "operasi militer khusus" yang dirancang untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.
Sementara itu, Ukraina dan pemerintah Barat menolak itu sebagai dalih palsu untuk menyerang negara demokratis.
Perang telah menewaskan ribuan orang, mengubah seluruh kota menjadi puing-puing dan membuat seperempat penduduk Ukraina kehilangan tempat tinggal.
Saat memasuki minggu ketujuh, risiko bahwa tragedi itu bisa menjadi konflik yang lebih luas tetap terbuka luas.