Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina: Rusia Bombardir Sejumlah Kota, Putri Putin Dijatuhi Sanksi

Pasukan darat Rusia membombardir sejumlah kota di Ukraina kemarin saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy  mendesak negara Barat memberlakukan sanksi baru pada Rusia.
Mural Gerakan Nasional Kadet Angkatan Darat Muda di Moskwa, Rusia, Kamis (24/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa. /Bloomberg-Andrey Rudakov
Mural Gerakan Nasional Kadet Angkatan Darat Muda di Moskwa, Rusia, Kamis (24/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa. /Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan darat Rusia membombardir sejumlah kota di Ukraina kemarin saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak negara Barat memberlakukan sanksi baru pada Rusia sebagai tanggapan atas pembunuhan warga sipil yang secara luas dikutuk sebagai kejahatan perang.

Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi baru, termasuk terhadap Uutri Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa hari setelah penemuan mengerikan warga sipil yang ditembak mati dari jarak dekat di kota di utara Kyiv ketika kota itu direbut kembali dari pasukan Rusia.

Paus Fransiskus menggambarkan pembunuhan itu sebagai "pembantaian" dan Volodymyr Zelenskyy mengatakan negara Barat perlu berbuat lebih banyak untuk mengendalikan Rusia.

“Saya tidak bisa mentolerir keraguan apa pun setelah semua yang telah dilakukan pasukan Rusia,” kata Zelensky kepada anggota parlemen Irlandia melalui tautan video seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (7//20224).

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan invasi Rusia dan kekejaman di Bucha mewakili "penghinaan yang tidak dapat diterima terhadap tatanan internasional berbasis aturan".

Presiden AS Joe Biden ingin Rusia dikeluarkan dari Kelompok 20 ekonomi utama.

Pembuat kebijakan Barat mengecam pembunuhan di Bucha sebagai kejahatan perang dan pejabat Ukraina mengatakan kuburan massal di dekat sebuah gereja di sana berisi antara 150 dan 300 mayat.

Citra satelit yang diambil beberapa minggu lalu di Bucha menunjukkan mayat warga sipil di jalan, menurut sebuah perusahaan swasta AS.

Akan tetap,i Moskow membantah menargetkan warga sipil di sana atau di tempat lain. Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa gambar mayat di Bucha dipentaskan untuk membenarkan lebih banyak sanksi terhadap Moskow dan menggagalkan pembicaraan damai deng Kyiv.

Rusia menyebut invasi 24 Februari sebagai "operasi militer khusus" yang dirancang untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.

Sementara itu, Ukraina dan pemerintah Barat menolak itu sebagai dalih palsu untuk menyerang negara demokratis.

Perang telah menewaskan ribuan orang, mengubah seluruh kota menjadi puing-puing dan membuat seperempat penduduk Ukraina kehilangan tempat tinggal.

Saat memasuki minggu ketujuh, risiko bahwa tragedi itu bisa menjadi konflik yang lebih luas tetap terbuka luas.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper