Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Meroket, China Umumkan Subtipe Varian Omicron Baru?

Pemerintah China melaporkan lonjakan kasus harian Covid-19 yang diyakini disebabkan oleh subtipe baru dari varian omicron.
Petugas kesehatan dengan alat pelindung diri lengkap memandu warga yang mengantre untuk menjalani tes asam nukleat di sebuah lokasi pengujian sementara menyusul merebaknya kembali virus Corona baru atau COVID-19 di Kota Beijing, China, Selasa (30/6/2020)./Antara/Reuters-Thomas Peterrn
Petugas kesehatan dengan alat pelindung diri lengkap memandu warga yang mengantre untuk menjalani tes asam nukleat di sebuah lokasi pengujian sementara menyusul merebaknya kembali virus Corona baru atau COVID-19 di Kota Beijing, China, Selasa (30/6/2020)./Antara/Reuters-Thomas Peterrn

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China melaporkan tambahan kasus harian infeksi Covid-19 sebanyak 13.000 kasus. Lonjakan kasus tersebut diyakini disebabkan oleh subtipe baru dari varian Omicron.

Berdasarkan data sekuensing dari lokal otoritas kesehatan, menunjukkan sampel virus yang diisolasi dari pasien Covid-19 ringan di kota yang berjarak kurang dari 70 kilometer (43 mil) dari Shanghai, menunjukkan bahwa virus tersebut berevolusi dari varian Omicron cabang BA.1.1.

Laporan itu mengatakan subtipe virus tersebut tidak cocok dengan virus Corona lain yang menyebabkan Covid-19 di China atau yang dikirimkan ke GISAID, tempat para ilmuwan di seluruh dunia untuk memantau mutasi virus Corona.

Hampir 12.000 kasus yang dilaporkan secara nasional pada Sabtu (2/4) tidak menunjukkan gejala.

Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan tiba di episentrum virus Covid-19 di China, Shanghai untuk mengawasi upaya pencegahan.

“Seluruh pejabat berwenang harus berupaya untuk mengurangi wabah sesegera mungkin," kata Chunlan dikutip dari Bloomberg, Minggu (3/4/2022).

Berdasarkan data dari Xinhua, kasus di pusat keuangan China tersebut melebihi 8.000 pada hari Sabtu (2/4), termasuk 7.788 infeksi tanpa gejala. Shanghai akan memulai babak baru pengujian massal pada Senin, menurut pihak berwenang.

Sun yang sebelumnya pergi ke Jilin untuk mengawasi lockdown di provinsi timur laut, memerintahkan pejabat Shanghai untuk "dengan tegas" melakukan tindakan untuk menghentikan wabah. Sebanyak 25 juta penduduk kota metropolitan saat ini berada di bawah beberapa bentuk karantina.

Sementara itu, di kota Sanya di provinsi Hainan, pihak berwenang menangguhkan semua transportasi untuk menghambat penyebaran Covid, menurut sebuah postingan di akun resmi WeChat milik pemerintah Sanya.

Melonjaknya kasus harian Covid-19 di China menyebabkan menurunnya permintaan minyak mentah dari negeri itu, sehingga memicu jatuhnya harga minyak dunia. Rystad Energy memperkirakan konsumsi minyak di China bisa berkurang 200.000 barel/hari akibat pandemi Covid-19.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper