Bisnis.com, JAKARTA - Sembilan serangan agresif yang dilancarkan Rusia, Jumat (2/4/2022) semakin menambah daftar panjang kerusakan dan bencana yang menimpa Ukraina.
Laporan resmi Pemerintah Ukraina menyatakan bahwa serangan tersebut mengakibatkan kerusakan 44 kendaraan bersenjata, 16 kendaraan jenis lain, dan 10 sistem artileri. Tidak hanya itu, diperkirakan sekitar 160.000 warga juga masih tersandera di kawasan perang lantaran serangan kemarin membuat evakuasi yang dilakukan ICRC terhambat.
“Mereka [Rusia] seperti menambang. Mereka mengambil rumah, barang-barang, bahkan tubuh orang yang telah terbunuh,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dikutip dari The Guardian.
Dari sisi korban, data Kejaksaan Negeri Ukraina per Sabtu (2/4/2022) pagi memperkirakan bahwa setidaknya 412 anak ikut terkena serangan sejak invasi pertama kali dilakukan Rusia Februari lalu. Sebanyak 158 di antaranya telah dinyatakan meninggal, dan 254 anak luka-luka.
“Kejaksaan menyebut bahwa 75 korban anak berasal dari Kiev, 71 dari Donetsk, 56 dari Kharkiv, 46 anak dari Chernihiv, dan masing-masing 31 anak dari Mykolaiv dan Luhans,” tulis laporan Guardian.
Itu belum termasuk potensi kerugian Ukraina akibat kehilangan tempat-tempat bersejarah. Laporan UNESCO pada Jumat (1/4/2022) memperkirakan bahwa setidaknya sudah ada 53 tempat bersejarah di Ukraina yang porak poranda karena perang.
Baca Juga
Bangunan-bangunan bersejarah tersebut meliputi lokasi kejadian peristiwa besar, bangunan keagamaan, hingga museum.
Bila dipetakan berdasarkan jumlah, kerusakan tersebut terdiri dari 29 tempat religius, 16 bangunan bersejarah, 4 museum, dan 4 monumen. Bangunan-bangunan tersebut terletak di kota-kota yang telah menjadi sasaran serangan seperti Mariupol, Kherson, kawasan Chernihiv di sisi utara Ukraina, hingga Ibu Kota Kiev.
“Ini adalah daftar rekapitulasi terbaru kami, tapi ini belum final karena pakar kami masih terus menghitung dari berbagai laporan baru yangmasuk,” tulis Juru Bicara UNESCO dalam publikasinya.
Itu semua belum termasuk gejolak ekonomi. Akibat serangan Rusia, Kementerian Ekonomi Ukraina memperkirakan bahwa pada kuartal I/2022 telah terjadi kontraksi ekonomi hingga 16 persen year on year (yoy). Bila situasi ini berlanjut, kontraksi ekonomi hingga akhir tahun bahkan dikhawatirkan bisa mencapai 40 persen.