Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang tergabung dalam Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) menyampaikan enam pernyataan usai melakukan serangan terhadap pos militer di pinggir Kali Keneyam, Nduga, Papua pada Sabtu, 26 Maret 2022.
Pernyataan ini disampaikan Panglima Kodap III Ndugama Darakma TPNPB - OPM Brigjen Egianus Kogoya.
Dalam siaran pers yang dikirimkan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, Egianus Kogoya mengatakan bertanggung jawab atas penyerangan Pos Militer Indonesia itu yang dilaksanakan bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) TPNPB ke-51.
"Saya siap bertanggungjawab atas penembakan di ujung bandara, belakang kantor perikanan ibu kota Kabupaten Nduga, Papua," kata dia dalam pernyaataan tertulis tersebut.
Egianus juga menyatakan menolak semua program pembangunan yang dilakukan pemerintah di seluruh wilayah Kabupaten Nduga. Dia juga meminta pemerintah memberikan akses kepada jurnalis internasional dan tim pencari fakta untuk hadir di Papua.
Baca Juga
Selain itu, Egianus juga menolak upaya pemerintah untuk melakukan dialog. Dia pun meminta Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk turun tangan mengatasi masalah kemanusiaan di Papua.
"TPNPB Kodap III Ndugama Derakma menolak upaya Pemerintah Kolonial Republik Indonesia untuk melaksanakan dialog damai tetapi kami minta harus ada pihak ketiga yaitu PBB," kata Egianus.
Penyerangan KKB kemarin mengakibatkan dua anggota TNI gugur. Wakil Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan mengatakan enam orang anggota TNI lainnya juga mengalami luka-luka.
Para korban kini telah dievakuasi ke Timika. Mereka langsung menjalani perawatan di RSUD Mimika. Sementara dua korban lainnya yang mengalami cedera ringan tetap berada di Kenyam, Nduga.