Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang beberapa jam setelah Presiden Ukraina memohon Kongres untuk memberi lebih banyak bantuan ke negaranya.
“Saya pikir dia adalah penjahat perang,” kata Biden tentang Putin.
Komentar presiden itu menandai pergeseran retorika yang berbeda dari Gedung Putih. Biden sebelumnya menangkis pertanyaan tentang apakah Putin harus dianggap sebagai penjahat perang atas serangan militer Rusia terhadap warga sipil Ukraina.
“Ada proses, dan kami telah membentuk proses internal dan tim internal untuk menilai dan melihat dan mengevaluasi bukti dari apa yang kami lihat terjadi di lapangan,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki sepedfi dikutip BBC.com, Kamis (17/3/2022).
Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan komentar Biden adalah “retorika yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan”, menurut kantor berita milik negara Rusia, Tass.
Komentar Biden muncul beberapa jam setelah presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menyampaikan pidato virtual yang berapi-api kepada Kongres AS.
Baca Juga
Dari ibukota Ukraina yang terkepung, Zelenskyy memohon kepada anggota parlemen untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi negaranya dari invasi brutal Rusia.
Dia bahkan menyampaikan seruan emosional yang memunculkan kenangan menyakitkan tentang Pearl Harbor dan serangan teroris 11 September dan menggemakan seruan Martin Luther King untuk masa depan yang lebih damai.
Pernyataan di depan anggota Kongres itu disampaikan pada hari ke-21 pertempuran untuk kelangsungan hidup Ukraina yang disebut Zelenskyy sebagai garis depan perjuangan global untuk melindungi nilai-nilai demokrasi.
Mengenakan kaus hijau tentara, dengan bendera Ukraina di belakangnya, Zelenskyy langsung mengatakan: “Saya meminta Anda untuk berbuat lebih anyak. Nasib negara kami sedang ditentukan," katanya kepada Kongres.
“Kami membutuhkanmu sekarang.”
Berbicara beberapa jam setelah pidato Zelenskyy, Joe Biden mengumumkan bahwa AS akan memberi Ukraina tambahan bantuan keamanan sebesar US$800 juta.
Bantuan akan mencakup 800 sistem anti-pesawat, 9.000 sistem anti-armor, 20 juta butir amunisi dan drone untuk membantu Ukraina melawan agresi Rusia.
Biden memuji "pesan penuh semangat" Zelenskyy kepada Kongres dengan mengatakan: "Dia berbicara atas nama orang-orang yang telah menunjukkan keberanian dan kekuatan luar biasa dalam menghadapi agresi brutal.
Dia memiliki keberanian dan kekuatan yang menginspirasi tidak hanya warga Ukraina tetapi seluruh dunia, katanya.