Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat atas invasi Rusia ke Ukraina seperti deklarasi perang.
"Untungnya belum sampai ke situ," ujar Putin seperti dikutip dari BBC, Minggu (6/3/2022).
Putin juga memperingatkan bahwa setiap upaya untuk memberlakukan zona larangan terbang (no-fly zone) di atas Ukraina akan dianggap sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata.
Meski demikian, Putin menolak saran bahwa dia akan memberlakukan keadaan darurat atau darurat militer di Rusia. Putin membuat pernyataan itu saat berbicara dengan sekelompok pramugari wanita di pusat pelatihan Aeroflot dekat Moskow.
Sejak dimulainya invasi Rusia 10 hari lalu, negara Barat telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia, termasuk pembekuan aset asing Putin serta pengecualian sejumlah bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.
Selain itu, banyak perusahaan multinasional telah menghentikan operasinya di Rusia. Sabtu (5/3/2022), Zara, Paypal, dan Samsung menjadi merek global terbaru yang menangguhkan perdagangan di Rusia.
Langkah-langkah ekonomi yang dilakukan berbagai negara, khususnya blok Barat, telah menyebabkan nilai rubel jatuh dan memaksa bank sentral Rusia untuk menggandakan suku bunga.
Dalam komentar terbarunya, Vladimir Putin berusaha untuk membenarkan perang di Ukraina. Dia mengulangi pernyataannya bahwa dia hanya berusaha untuk membela komunitas berbahasa Rusia di timur Ukraina melalui "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" negara itu.
Menanggapi tuduhan analis pertahanan Barat bahwa kampanye militer Rusia berjalan kurang baik dari yang diharapkan, dia menegaskan semua tentara Rusia akan memenuhi semua tugas.
"Saya tidak meragukan itu sama sekali. Semuanya akan berjalan sesuai rencana," imbuhnya.
Putin menambahkan bahwa hanya tentara profesional yang mengambil bagian dalam permusuhan dan tidak ada wajib militer yang terlibat, meskipun ada laporan sebaliknya.