Bisnis.com, JAKARTA - Keberpihakan Menteri BUMN Erick Thohir terhadap usaha mikro dan UMKM melalui pelbagai program kementerian BUMN, rupanya mendapat perhatian khusus dari kalangan perempuan khususnya ibu-ibu.
Salah satunya seperti di Banten, kelompok ibu-ibu ini kemudian berkumpul dan mendeklarasikan diri mendukung Erick Thohir sebagai pemimpin masa depan Indonesia dan menamakan dirinya Banten Bersama Relawan Kita (BARRETA).
Mereka menilai keberpihakan Erick kepada kaum perempuan terlihat dengan mendorong semangat kaum ibu agar berperan dalam perekonomian keluarga, sekaligus juga perekonomian bangsa.
Salah satunya melalui program Mekaar, layanan pinjaman modal untuk perempuan pra sejahtera yang ingin menjadi pelaku usaha mikro, Erick Thohir telah sukses mencetak 11 juta ibupreneur.
Ketua Koordinator Barreta, Diah Aliya Ambarwati mengungkapkan lewat program-program tersebut, Erick mendorong kembali semangat ibu-ibu untuk membantu perekonomian keluarga. “Bersama Pak Erick Thohir, kami yakin kaum perempuan dapat turut serta membangun dan mensejahterakan bangsa," ungkap Dyah seperti keterangan resmi yang dikutip, Sabtu (5/3).
Program PMN Mekaar ini diyakini Dyah mampu menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Program Mekaar ini lebih didominasi kaum perempuan yang memiliki basis usaha mikro. Untuk usaha yang sudah berjalan, bisa mengajukan pinjaman modal hingga Rp25 juta.
Baca Juga
Deklarasi itu, diungkapkan Dyah, bukan hanya apresiasi BARRETA terhadap program kerja kementerian BUMN. Namun juga model kepemimpinan Erick Thohir. Menteri BUMN itu dinilai sebagai sosok pemimpin masa depan yang bisa menyelesaikan berbagai tantangan, dan tentunya punya banyak pengalaman dan pergaulan dunia internasional yang luas.
"Pak Erick Thohir seorang pemimpin yang sudah selesai dengan dirinya. Cukup secara materi, matang dalam emosi, dan sadar secara spiritual. Pemimpin yang punya banyak terobosan sehingga mampu menghadirkan perubahan," ujar Dyah.
Adapun dalam deklarasi yang berpusat di Serpong, Tangerang Selatan pada Jumat 4 Maret 2022 itu, BARRETA juga menyoroti persoalan yang akan dihadapi bangsa ini ke depan. Antara lain, pandemi Covid-19, digitalisasi, dan ketidakpastian rantai pasok yang mengganggu proses distribusi barang ke dalam negeri.
Menurut Dyah, tiga tantangan akan mampu diatasi Erick Thohir. Tantangan pertama, muncul akibat adanya ketidakpastian rantai pasok atau supplay chain. Ledakan jumlah penduduk, perubahan iklim akibat pemanasan global, serta ketegangan geopolitik Timur Tengah dan Eropa Timur membuat banyak pasokan bahan baku jadi terganggu.
"Meski dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, tapi Indonesia tak memiliki segalanya. Ada banyak bahan baku yang tak kita miliki. Seperti bahan baku pupuk dan LPG, sebagian besarnya masih harus kita impor dari negara lain. Ketidakpastian supply chain jelas sangat merugikan," jelasnya.
Tantangan kedua datang akibat gelombang deras digitalisasi. Ini mengubah banyak hal, terutama dunia usaha. Ada banyak pekerjaan yang tak lagi mengandalkan tenaga manusia. Artinya ada banyak pekerjaan akan hilang dan diganti mesin-mesin berbasis artificial inteligent atau AI.
Perubahan ini lantas diakselerasi oleh tantangan ketiga yang sama-sama dihadapi warga dunia, yaitu Pandemi Covid-19. Jika pada dua tantangan sebelumnya, banyak orang mampu selamat. Tapi di tantangan ketiga ini, banyak yang tak selamat. Banyak nyawa hilang, sementara usaha melayang.
Ambar yakin, Erick Thohir dapat menyelesaikan berbagai tantangan itu. Hal itu karena melihat kinerjanya saat menahkodai Kementerian BUMN. Berkat ‘Merdeka Berdaulat’ yang diusungnya, BUMN mengalami perubahan luar biasa, baik dari sisi bisnis maupun valuenya.
"Kini, Erick Thohir telah menjelma jadi tokoh muda yang sukses dan inspiratif. Itulah mengapa, kami para perempuan Banten yang tergabung dalam Barreta, memberi apresiasi dan menyatakan dukungan atas apa yang telah dilakukan Pak Erick Thohir. Kami ingin negeri ini diisi oleh orang-orang seperti Erick Thohir," tandasnya.
