Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan Negaranya akan membela diri dari perang besar yang dimulai Rusia.
Hal tersebut disampaikan Zelensky sebelum Rusia menginvasi negara Ukraina pada Kamis (24/2) dini hari, melalui pidato emosional, Zelensky menyampaikan pesan sebagai warga Ukraina.
“Saya memulai panggilan telepon dengan Presiden Federasi Rusia [Putin]. Hasilnya adalah keheningan. Meskipun seharusnya keheningan itu ada di Donbas. Itu sebabnya hari ini saya ingin berbicara pada rakyat Rusia. Saya berbicara pada Anda semua bukan sebagai seorang presiden, saya berbicara pada Anda semua sebagai seorang warga Ukraina,” kata Zelensky lewat tayangan pidatonya di media sosial, Jumat (25/2/2022).
Dia melanjutkan, saat ini lebih dari 2.000 kilometer perbatasan bersama memisahkan Negaranya dengan dunia luar. Bahkan, di sepanjang perbatasan tersebut sekitar 200.000 tentara dan ribuan kendaraan militer Rusia telah memenuhi perbatasan.
“Kami tahu pasti bahwa kami tak butuh perang. Bukan Perang Dingin atau Perang Panas. Bukan pula Perang Campuran. Namun, jika kami akan diserang oleh pasukan (musuh), jika mereka mencoba merebut negara kami, kebebasan kami, hidup kami, hidup anak-anak kami, kami akan mempertahankan diri. Bukan menyerang, tapi mempertahankan diri. Dan jika Anda akan menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami, tapi wajah-wajah kami,” tuturnya.
Dia menegaskan, perang adalah bencana besar dan bencana tersebut harganya sangat tinggi. Pasalnya, akan ada banyak orang yang merasakan kehilangan, mulai dari uang, reputasi, kualitas hidup, orang terkasih, hingga kebebasan.
“Namun, utamanya, selain mereka kehilangan orang-orang terkasih mereka, mereka kehilangan diri mereka sendiri,” ujarnya.
Dia menegaskan, tujuan utama Negara saat ini adalah perdamaian di Ukraina dan keselamatan rakyat mereka.
“Oleh sebab itu, kami siap berdialog dengan semua orang, termasuk Anda, dalam segala bentuk, dengan platform apa pun,” katanya
Dia menjabarkan, perang juga akan menghilangkan jaminan keamanan dari semua orang, sehingga rakyat menjadi pihak yang paling menderita.
“Siapa yang paling menderita dari perang? Rakyat. Siapa yang paling tidak menginginkan perang? Rakyat. Siapa yang dapat menghentikan perang? Rakyat. Namun, apakah ada orang-orang ini di antara Anda semua? Saya yakin,” katanya.
Dia pun berharap melalui pidato tersebut seluruh Dunia, khususnya rakyat Rusia untuk mengetahui keadaan sesungguhnya dari apa yang terjadi antara kedua Negara tersebut, sehingga dapat segera menghentikan jalannya perang.
“Saya tahu bahwa mereka [Rusia] tidak akan memperlihatkan pidato saya di televisi Rusia, tetapi rakyat Rusia harus melihat [pidato] ini. Mereka harus tahu kebenaran, dan kebenarannya adalah bahwa sekaranglah waktu untuk menghentikan [perang] ini, sebelum terlambat," ucap Zelensky.
Kendati demikian, Zelensky mengatakan jika para pemimpin Rusia tidak ingin duduk bersama mereka di balik meja demi perdamaian, maka diharapkan Putin lebih mendengarkan suara rakyatnya.
“Mungkin mereka [pemimpin rusia] akan duduk di balik meja bersama Anda [rakyat Rusia] semua. Apakah rakyat Rusia menginginkan perang? Saya ingin tahu jawabannya. Namun jawabannya bergantung hanya pada Anda, rakyat Federasi Rusia,” tutup Zelensky.