Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia untuk dosis kedua masih belum menyentuh angka 70 persen.
“Vaksinasi masih sedikit Provinsi yang mencapai 70 persen untuk dosis kedua sehingga diharapkan bantuan untuk segera melakukan suntik dosis kedua,” kata Menkes dalam keterangan resmi dikutip melalui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (21/2/2022).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus terkonfirmasi naik 48.484 pada Minggu, 20 Februari 2022 sehingga totalnya kini 5.197.505 kasus. Angka ini jauh menurun jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, Sabtu (19/2/2022) yang mencapai 59.384 kasus.
Rasio positif per 20 Februari 2022 mencapai 18,24 persen dengan rasio mingguan (13-19 Februari 2022) 17,42 persen. Kemudian, kasus aktif naik sebanyak 15.448 sehingga totalnya menjadi 536.358 dan 24.900 orang berstatus suspek per Minggu (20/2/2022)
Sementara itu, kasus sembuh naik 32.873 sehingga totalnya 4.514.782 per Minggu (20/2/2022), di mana pada Sabtu (19/2/2022) kasus sembuh mencapai angka 34.699 orang. Adapun, kasus meninggal bertambah 163 atau kumulatifnya menjadi 146.365 orang.
Selanjutnya, hingga Minggu (20/2/2022) sebanyak 113.219 orang menerima vaksin dosis 1 sehingga kumulatifnya 189.646.917 orang. Kemudian, dosis 2 disuntikkan kepada 354.959 orang atau totalnya menjadi 140.301.087 orang dan dosis 3 sebanyak 129.990 atau kumulatifnya 8.456.612 orang.
“Indonesia sudah mencapai angka 189 juta artinya 70 persen populasi sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Sekarang kita harus mengejar agar dosis kedua juga bisa naik dengan angka serupa sehingga seluruh populasi bisa 70 persen untuk dua dosis,” ujarnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa Pemerintah juga telah mengamati bahwa yang mayoritas pasien Covid-19 yang meninggal adalah yang belum melakukan vaksinasi, atau baru disuntik dosis pertama, memiliki komorbid, serta lanjut usia (lansia).
“Oleh karena itu, segera vaksinasi dan minimal dua kali. Kami juga sudah kerja sama dengan BPJS agar yang komorbid bisa diidentifikasi lebih dini. Jadi, walaupun kasus ringan, bisa dapat karpet merah di Rumah Sakit Indonesia,” ungkapnya.