Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan kehadiran kurikulum prototipe yang akan diberlakukan pemerintah dapat memerdekakan guru.
Kurikulum tersebut, kata Nadiem, mendorong kreativitas guru dalam merancang proses belajar.
“Dengan kurikulum prototipe belajar lebih menyenangkan, berfokus pada kompetensi yang esensial,” ujar Nadiem dalam sambutannya di “Kick Off G20 on Education and Culture”, Rabu (9/2/2022).
“Dengan begitu membantu kita empat tujuan prioritas dari education working group, yakni pendidikan universal yang berkualitas, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan serta dunia kerja pasca Covid-19,” lanjutnya.
Dia menyebut, dirina semakin sadar akan pentingnya gotong royong di tengan pandemi. Gotong royong adalah poin penting yang menggerakkan roda merdeka belajar, khususnya dalam penerapan kurikulum prototipe.
Kurikulum tersebut merupakan opsi bagi sekolah-sekolah Indonesia.
Baca Juga
“Saya semakin sadar pentingnya gotong royong. Itulah mengapa tema G20 kali ini adalah “Recover Together, Recover Strong”,” ungkap Nadiem.
Sementara itu, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menuturkan, kurikulum prototipe merupakan lanjutan dari kurikulum khusu masas pandemi Covid-19 atau kurikulum darurat yang telah diluncurkan pada Agustus 2020 silam.
Kurikulum prototipe rencananya akan diberlakukan secara terbatas dan bertahap melalui program Sekolah Penggerak.
Dia mengungkapkan, bahwa dalam penerapannya, kurikulum prototipe bertujuan untuk memberi ruang yang lebih luas bagi pengembangan karakter dan kompetensi dasar siswa.
“Kemendikbudristek akan memberikan opsi kebijakan kurikulum untuk pemulihan pembelajaran, salah satunya melalui kurikulum prototipe yang merupakan lanjutan dari kurikulum masa khusus pandemi Covid-19 atau kurikulum darurat,” kata Anindito.
Dalam kurikulum prototipe, terdapat tiga karakteristik utama. Diantaranya pengembangan kemampuan non-teknis (soft skills), berfokus pada materi esensial, dan memberikan fleksibilitas pada guru.