Bisnis.com, JAKARTA- Perkembangan penyebaran Omicron varian Covid-19 yang begitu cepat, mendorong MPP ICMI bergerak cepat dalam mendukung langkah-langkah pencegahan serta mitigasi yang dilakukan pemerintah dan masyarakat, melalui 7 langkah penting.
Ketujuh hal penting itu disampaikan dalam acara Webinar dengan topik, "Perkembangan Terbaru Omicron: Bangsa Indonesia Harus Berbuat Apa?", yang digelar MPP ICMI Bidang 6 (Kesehatan, Perempuan, Anak, dan Pemuda), pada Jumat malam (4/2, 2022) adalah:
1. Waspada terhadap Virus Omicron
2. Membantu edukasi untuk vaksin dan booster.
3. Tetap patuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker
4. Melakukan aktifitas secara daring
Baca Juga
5. Menyiapkan kontingensi plan utk Menyiapkan rencana penanganan bila terjadi ledakan pandemi.
6. Perketat karantina orang dari luar yang masuk ke Indonesia
7. Perketat 3 T (Tracking, Testing dan Treatment).
Webinar live ICMI TV ini menghadirkan dua narasumber ahli yang membuka beragam perspektif yaitu Ketua Satgas Covid-19 PB IDI sekaligus Guru Besar Penyakit Dalam Universitas Indonesia Prof. dr. Zubairi Djoerban, serta Prof. Ridwan Amiruddin, Guru Besar Epidemiologi Universitas Hasanudin yang saat ini sebagai Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia. Kegiatan diskusi dimoderatori Dr. Zaenal Abidin Ketua Umum PB IDI 2012-2015.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum MPP ICMI Prof. Dr. Arif Satria yang mengingatkan tentang cara hidup yang sangat berubah karena disrupsi akibat pandemi. "Disrupsi telah merubah cara hidup kita. Untuk itu perlu langkah-langkah yang adaptif agar umat manusia mampu bertahan dalam perubahan yang terjadi," imbuhnya.
Prof. Fachmi selaku Ketua Koordinasi Bidang MPP ICMI mengingatkan bahwa Gelombang ketiga Pandemi Covid-19 di Indonesia dapat memberikan tekanan pada sistem kesehatan Indonesia. "Memang benar saat ini tingkat keterisian RS masih rendah, namun harus diingat karena omicron menyebar cepat, maka kasus akan sangat banyak, sehingga walau persentase yang terkena covid membutuhkan rumah sakit kecil, akhirnya secara kuantitas juga tetap tinggi," ungkapnya.
Ditambahkan Fachmi, "dikhawatirkan karena penularan di tingkat komunitas tinggi, banyak tenaga kesehatan tertular di rumah tinggal mereka, akibatnya tidak dapat bertugas karena harus isoman. Ini menambah tekanan kepada sistem kesehatan yang juga harus diantisipasi. Bukan hanya menghitung kesiapan tempat tidur semata."
Dia menyarankan agar tidak menggunakan masker kain, namun menggunakan masker N95 untuk jaga prokes. Tak lupa jangan ragu untuk vaksin booster. "ICMI harus bergerak diupaya counter hoax. Membantu menghimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak panik, dan terus mengupdate informasi resmi juga waspada terhadap informasi yang sumbernya tidak dapat dipertanggungjawabkan," tandas Fachmi.