Covid-19 Penyakit Endemi?
Setiap transisi potensial akan bervariasi dari satu negara ke negara lain, tergantung pada beberapa faktor seperti seberapa luas cakupan penyakit tersebut dalam batas-batas negara dan tingkat kekebalan dalam populasi.
Menurut PBB, dua dari tiga orang telah divaksinasi dengan setidaknya satu dosis di negara-negara berpenghasilan tinggi. Di negara-negara berpenghasilan rendah, satu dari sembilan orang telah divaksinasi dengan setidaknya satu dosis sampai 19 Januari lalu.
“Ketika Anda mengatakan bahwa suatu penyakit [telah] beralih dari epidemi ke endemik, tidak ada aturan pasti dan cepat untuk menentukannya,” ujar Amesh Adalja, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, mengatakan kepada Aljazeera.
Namun, dia mengatakan satu penanda bisa jadi ketika Anda tidak melihat penyakit itu merusak kapasitas rumah sakit.
“Begitu Covid-19 kehilangan kemampuan melalui kekebalan yang cukup, saya pikir dunia akan menjadi endemisitas. Akan tetapi kondisi itu akan berada pada garis waktu yang berbeda tergantung di mana Anda berada,” tambahnya.
Menurut Adalja, endemisitas tidak bisa dihindari dalam kasus Covid-19.
“Saya pikir sejak hari pertama pandemi Covid-19, pandemi itu akan selalu menjadi virus pernapasan yang endemi,” kata Adalja.
Dia menambahkan, bahwa prioritas utama adalah untuk mendapatkan lebih banyak alat, seperti vaksin, antivirus, dan antibodi monoklonal, yang akan membantu mengurangi beban pada rumah sakit dan sistem kesehatan.
“Omicron telah mempercepat proses ini. Kita pada dasarnya berada di puncak endemisitas dan mungkin saja setelah lonjakan Omicron melanda negara-negara di dunia, kita jelas akan berada di fase endemik,” tambah Adalja.
Seberapa dekat dunia untuk keluar dari fase pandemi?
Hans Kluge, Direktur WHO untuk Eropa, mengatakan bahwa jenis Omicron telah memindahkan Eropa ke tahap pandemi yang berbeda.
“Masuk akal bahwa kawasan ini bergerak menuju semacam permainan akhir pandemi,” kata Kluge.
Dia menambahkan, bahwa Omicron dapat menginfeksi 60 persen orang Eropa pada bulan Maret. Menurutnya, Eropa dapat mengharapkan kekebalan global berbulan-bulan setelah gelombang saat ini mereda karena vaksin atau infeksi.
“Kami memperkirakan akan ada masa tenang sebelum Covid-19 kembali menjelang akhir tahun, tetapi belum tentu pandemi kembali,” kata Kluge.
Akan tetapi, pada hari berikutnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menolak komentar Kluge.
“Berbahaya untuk berasumsi bahwa Omicron akan menjadi varian terakhir, atau bahwa kita berada di akhir permainan. Secara global kondisinya ideal untuk lebih banyak varian yang muncul,” katanya.