Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Situasi Memanas, AS Sebut Rusia akan Invasi Ukraina Pertengahan Februari

Amerika Serikat percaya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap untuk menggunakan kekuatan militer melawan Ukraina paling telat pada pertengahan Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin memasuki aula untuk bertemu dengan kandidat yang berpartisipasi dalam pemilihan presiden sesi terakhir, di Kremlin di Moskow./Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin memasuki aula untuk bertemu dengan kandidat yang berpartisipasi dalam pemilihan presiden sesi terakhir, di Kremlin di Moskow./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat percaya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap untuk menggunakan kekuatan militer melawan Ukraina paling telat pada pertengahan Februari 2022 meskipun ada tekanan untuk menghentikannya.

"Saya tidak tahu apakah dia [Putin] telah membuat keputusan akhir, tetapi kami tentu melihat setiap indikasi bahwa dia akan menggunakan kekuatan militer suatu saat mungkin (antara) sekarang dan pertengahan Februari," kata Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Wendy Sherman dalam sebuah forum seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (27/1/2022).

Sherman, yang bertemu dengan mitranya dari Rusia awal bulan ini di Wina dalam upaya untuk memperingatkan Moskow agar tidak menyerang tetangganya, mengatakan bahwa rencana Putin mungkin terpengaruh oleh Olimpiade Musim Dingin di Beijing, yang diboikot oleh Amerika Serikat dan beberapa sekutunya.

"Kita semua sadar bahwa Olimpiade Beijing dimulai pada 4 Februari, upacara pembukaan, dan Presiden Putin berharap untuk berada di sana," kata Sherman kepada forum Strategi Eropa Yalta.

Dia mengatakan bahwa mungkin Presiden China Xi Jinping tidak akan senang jika Putin memilih saat itu untuk menyerang Ukraina, sehingga dapat mempengaruhi waktu dan pemikirannya.

Sherman mengatakan bahwa Amerika Serikat "mendorong diplomasi" tetapi juga "mempersiapkan yang terburuk."

Dia mengulangi bahwa satu orang saja dari pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina maka akan ada masalah yang sangat serius. Namun demikian, dia menyatakan Amerika Serikat sedang mempersiapkan untuk semua jenis skenario, dari invasi penuh hingga serangan hibrida, subversi atau sabotase.

"Setiap invasi memiliki konsekuensi yang luar biasa bagi Ukraina dan Eropa, tetapi juga mengirimkan pesan ke seluruh dunia bahwa otokrat lain dapat bertindak dengan impunitas seperti itu. Tidak ada pemerintahan yang boleh melampaui prinsip-prinsip kedaulatan dan integritas teritorial internasional yang telah lama dipegang," ujarnya.

Sementara itu, Rusia tetap menyangkal rencana invasi dan menuntut konsesi dari Amerika Serikat termasuk jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah masuk NATO.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper