Bisnis.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman, menilai dengan melonjaknya kasus harian Covid-19 di Indonesia yang mencapai 7 ribu mesti direspons dengan memodifikasi penanganan pandemi.
Dari angkat tersebut, setengahnya disumbang oleh DKI Jakarta sebesar 3.509 kasus. Meski begitu, dia menilai belum ada urgensi lockdown.
“Saya belum melihat urgensi harus lockdown. Hal itu karena modal imunitas, sebut saja 50 persen, sudah lumayan untuk meredam untuk sebagai bemper pertama. Namun, untuk menghadapi gelombang selanjutnya tidak bisa mengandalkan itu saja, karena akan kalah kita,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (26/1/2022).
Dicky mengatakan, pemerintah perlu merespons lebih cepat, seperti pembatasan work from office (WFO) dan pembelajaran tatap muka (PTM) ditutup, baik di sekolah maupun universitas.
“Di Afrika Selatan berhasil, di Australia pun berhasil dengan melakukan seperti itu. Artinya untuk PPKM ini harus dilihat lagi, sifatnya membatasi dan memastikan yang melakukan mobilitas adalah orang yang mempunyai imunitas,” ujarnya.
“Inilah kunci melawan Omicron. Dialah orang-orang yang divaksin lengkap atau dibooster.”
Baca Juga
Kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 7.010 orang pada Rabu (26/1/2022). Angka harian ini merupakan yang tertinggi sejak 7 September 2021 yang menyentuh 7.201 warga.
"[Bertambah] 7.010, [total] 4.301.193," demikian dikutip dari data Satgas Covid-19, Rabu (26/1/2022).
Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia 4.301.193 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Dari total kasus Covid-19 itu, sebanyak 4.127.662 di antaranya telah sembuh, setelah ada tambahan kasus kesembuhan harian 2.582 orang.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi, varian Omicron akan menyebabkan gelombang Covid-19 lebih tinggi dibandingkan varian Delta. Tapi, pemerintah mengklaim lebih siap mengahadapi gelombang Omicron.
Menghadapi gelombang Covid-19 baru, Kemenkes akan lebih mengedepankan pelayanan pasien di rumah masing-masing. Kemenkes bekerja sama dengan 17 aplikasi telemedisin bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan.