Bisnis.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono angkat suara perihal banyaknya sekolah yang pembelajaran tatap muka-nya (PTM) harus dihentikan sementara karena kasus Covid-19.
Menurut Pandu, sebaiknya PTM terus dilakukan dan cukup siswa atau guru yang positif yang melakukan isolasi mandiri.
“Pertama, lingkungan sekolah lebih aman. Kedua penularan di keluarga bukan sekolah,” ujar Pandu kepada Bisnis, Selasa (25/1/2022).
Dikatakan, saat ini vaksinasi anak usia 6-11 tahun masih berjalan dan mayoritas belum mendapat vaksin lengkap. Namun, hal itu tidak perlu dikhawatirkan.
“Penduduk anak usia sekolah sudah imun, walau belum divaksinasi,” imbuhnya.
“Jadi tidak alasan agar PTM dihentikan,” sambungnya.
Baca Juga
Pandu pun menyinggung kekhawatiran sebagian kalangan perihal tingginya tingkat rawat anak akibat Omicron. Kata dia, kasus tersebut tidak terjadi di Indonesia.
“Tidak berbasis data Indonesia,” katanya.
Di sisi lain, epidemiolog dari Griffit University Dicky Budiman menilai melonjaknya kasus Covid-19 akibat Omicron harus menjadi pertimbangan PTM 100 persen.
“Jangan menunggu situasi meningkat (penutupan PTM). Kita tidak boleh mengabaikan angka luar negeri. Hunian rumah sakit anak tinggi dibanding dewasa. Itu harus jadi catatan,” jelasnya.
Dari semua negara, lanjut Dicky, termasuk Afrika Selatan yang dianggap berhasil mengendalikan Omicron, pada akhirnya menutup sekolah.
“Ini jarang diberitakan. Baru beberapa hari dibuka setelah landai kasusnya,” tujs Dicky.
Di Afsel, angka kematian anak akibat Omicron cukup tinggi.
“Dua kali lipat daripada kematian varian sebelum-sebelumnya, 63 kematian perbulan. Sebelumnya 33 rata-ratanya,” ungkap Dicky.
Penutupan Sekolah
Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, ada 43 sekolah yang ditutup sementara karena ditemukan kasus Covid-19. Dari 43 sekolah itu, sebanyak 28 sekolah sudah dibuka kembali dan 15 lainnya masih ditutup sementara.
"Sekali lagi dari data yang kami terima sementara ada 43 sekolah yang pernah terpapar dari 43 tersebut 67 peserta didik, pendidiknya 2, dan tenaga pendidiknya 3 jadi total 72 kasus dari 43 sekolah," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/1/2022).
Sementara itu, kasus Omicron per Senin (24/1/2022) total kasus yang dilaporkan menyentuh 1.626 kasus.
Dari total kasus tersebut, ada 369 di antaranya yang masuk kategori transmisi lokal. Sisanya merupakan kasus Omicron impor, pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
"Per hari ini total kasus Omicron mencapai 1.626 kasus. Terdiri dari PPLN 1.019, non PPLN 369," konfirmasi Juru Bicara Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi kepada Bisnis, Senin (24/1/2022).