Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Terima Telepon dari PM Kamboja Bahas Kelanjutan Myanmar

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai keputusan Myanmar yang hanya diwakili oleh perwakilan non-politik di pertemuan Asean patut dipertahankan. Hal itu diungkapkan dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada Jumat (21/1/2022).
Presiden Jokowi saat berpidato pada World Economic Forum, Kamis (20/01/2022), secara virtual, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jabar. - Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr.rn
Presiden Jokowi saat berpidato pada World Economic Forum, Kamis (20/01/2022), secara virtual, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jabar. - Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr.rn

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai keputusan Myanmar yang hanya diwakili oleh perwakilan non-politik di pertemuan Asean patut dipertahankan. Hal itu diungkapkan dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen pada Jumat (21/1/2022).

Dalam sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri yang dikirim pada Sabtu, Presiden Jokowi telah menekankan bahwa pendekatan masalah Myanmar harus berlandaskan prinsip yang telah disetujui dalam Lima Poin Konsensus.

Untuk itu, Presiden Jokowi menyayangkan sikap militer Myanmar yang tidak menunjukkan komitmen Lima Poin Konsensus usai kunjungan PM Hun Sen ke Myanmar.

“[Presiden] menegaskan bahwa implementasi Lima Poin Konsensus tidak dapat dikaitkan dengan Lima Poin Peta Jalan yang diusung oleh otoritas militer Myanmar,” seperti dikutip dari pernyataan Kementerian Luar Negeri RI, dikutip Sabtu (22/1/2022).

Adapun, terkait dengan usul pembentukan troika yang terdiri dari Menteri Luar Negeri/Utusan Khusus Kamboja, Menlu Brunei, dan Menlu Indonesia dan didukung Sekjen Asean untuk memonitor implementasi Lima Poin Konsensus, Presiden Joko Widodo telah mencatatnya dan menyampaikan agar usulan tersebut dibahas lebih lanjut oleh para Menteri Luar Negeri Asean.

Presiden juga menyepakati usulan pembentukan Consultative Meeting yang terdiri dari Utusan Khusus dan Sekjen Asean, AHA Center, otoritas Myanmar, dan badan-badan PBB untuk mendukung penyaluran bantuan kemanusiaan tanpa diskriminasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper