Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Fokus pada 2 Hal Ini untuk Lawan Varian Omicron

Satgas Covid-19 mengungkapkan jumlah kasus positif nasional meningkat dalam 3 minggu terakhir sebesar 5 kali lipat dari 1.123 kasus menjadi 5.454 kasus.
Ilustrasi Omicron./Antara
Ilustrasi Omicron./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah berupaya melakukan pengetatan pintu masuk negara dan mengendalikan transmisi lokal untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 varian Omicron.

Wiku mengatakan Indonesia perlu mewaspadai lonjakan Covid-19 akibat varian Omicron, karena saat ini penularan varian tersebut telah meluas hingga ke 150 negara di dunia yang terdeteksi melebihi 500.000 kasus.

Dari 10 besar negara kasus Omicron tertinggi, 6 diantaranya menjadi yang terbanyak karena kisaran kasusnya di angka 3.000 - 160.000. Wiku menyebut keenam negara tersebut ialah Italia, Australia, Perancis, Kanada, Inggris dan Amerika Serikat.

"Secara umum, keenam negara tersebut menunjukkan kenaikan kasus positif yang cukup signifikan dengan diikuti sedikit kenaikan pada kematian dan kebutuhan perawatan rumah sakit," kata Wiku dalam Keterangan Pers, Kamis (20/1/2022) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Berkaca pada kondisi kasus berbagai negara di dunia yang mengalami kenaikan tersebut, Wiku menilai penting bagi Indonesia untuk menjaga kondisi kasus tetap terkendali. Ada 2 upaya kuncinya yaitu penguatan pada pintu masuk kedatangan dan pengendalian transmisi lokal.

Melihat kondisi di Indonesia,  jumlah kasus positif nasional meningkat dalam 3 minggu terakhir sebesar 5 kali lipat dari 1.123 kasus menjadi 5.454 kasus. Namun, peningkatan kasus positif ini tidak diikuti dengan peningkatan kasus kematian, tetapi, secara bersamaan pola kasus positif yang meningkat setiap harinya menjadikan angka kasus aktif pun ikut meningkat. Minggu ini saja, kasus aktif berjumlah 8.605 kasus dimana Naik lebih dari 3.000 dibandingkan minggu lalu yang hanya 5.494 kasus. 

Pada peningkatan Kasus positif saat ini terdapat 2 penyebabnya yaitu dari transmisi lokal dan PPLN. Hanya saja, kasus positif nasional lebih banyak didapati dari transmisi lokal dibanding PPLN. Data per 15 Januari 2022, sebesar 63 persen kasus positif merupakan transmisi lokal, sedangkan untuk data pelaku perjalanan luar negeri menunjukkan peningkatan, tapi tidak lagi mendominasi sebagai sumber penularan. 

Khusus kasus dari PPLN, jika dilihat dari asal pintu masuk, kasus positif dari PPLN di pintu masuk di DKI Jakarta trennya mengalami kenaikan. Selain itu pintu masuk di PLBN Aruk dan Entikong di Kalimantan Barat, serta di pintu masuk Kepulauan Riau, trennya fluktuasi, namun jumlah kasus PPLN masih lebih rendah dibandingkan tranmisi lokalnya.

Sementara itu, data lainnya menunjukkan dari kepulangan jemaah umroh perdana pada tanggal 17 Januari lalu, sebanyak 20 persen kasus positif berhasil terdeteksi dari total jemaah.

Terlepas dari apapun varian yang saat ini masuk Indonesia, penularan sekecil apapun segera dikendalikan agar tidak semakin meluas dan menimbulkan lonjakan kasus.

"Sudah menjadi tugas kita bersama untuk mencegah meningkatnya kasus covid 19 di Indonesia. Terlebih kita akan menyambut beberapa hari raya seperti Imlek dan bulan Ramadan dalam 2 - 3 bulan kedepan," ujar Wiku.

Antisipasi sejak dini menjadi kunci pencegahan penularan secara optimal. Berbagai upaya maksimal dilakukan untuk menekan kenaikan kasus, baik dari transmisi lokal maupun PPLN.

Selain itu, masyarakat diimbau tetap mempertahankan kedisiplinan protokol kesehatan, mematuhi aturan yang berlaku seperti penggunaan aplikasi Peduli Lindungi serta memenuhi syarat tes untuk beraktivitas dan melakukan perjalanan.

Menurut Wiku, prinsip produktif aman Covid-19 perlu untuk diterapkan di setiap kegiatan sehari-hari. Untuk mencegah meningkatnya kasus positif dari PPLN. Penting untuk terus meningkatkan kapasitas deteksi pada pintu masuk kedatangan serta pengaturan keberangkatan jemaah umroh di tengah keterbatasan kapasitas karantina dalam menampung keseluruhan pelaku perjalanan luar negeri. 

"Selain itu perlu saya tekankan, salah satu peran kunci masyarakat dalam mencegah meluasnya penularan adalah dengan menunda perjalanan ke luar negeri yang tidak mendesak," tambah Wiku.

Namun, bagi masyarakat yang terpaksa melakukan perjalanan ke luar negeri wajib melakukan karantina terpusat saat kembali ke Indonesia.

#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper