Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Ma’ruf Amin menyebutkan Indonesia merupakan negara multi-kultural dan memiliki konsensus nasional berupa Pancasila.
Hal tersebut disampaikan oleh orang nomor dua di Indonesia ini saat diwawancarai oleh Deddy Corbuzier dalam akun Youtuber Podcast Close The Door.
Menurutnya, konsensus tersebut berisi kesepakatan untuk saling menghormati dan bertoleransi atas keragaman yang ada di negara ini. Oleh sebab itu, untuk menjaga persatuan Indonesia, konsensus ini harus terus dilaksanakan, sesuai dengan bunyi sila ketiga dalam Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.
"Sebagai negara yang memiliki keragaman, potensi perpecahan pun cukup besar untuk terjadi di Indonesia. Sehingga, dalam mengutarakan pendapat yang berbeda-beda hendaknya dapat disampaikan dalam koridor aturan yang telah ditetapkan agar tidak menimbulkan konflik atau keresahan di masyarakat," katanya, dikutip melalui akun Youtube Deddy Corbuzier, Jumat (7/1/2022).
Dia melanjutkan, bagi generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa, aturan-aturan tersebut merupakan koridor yang akan mencegah terjadinya ujaran kebencian yang mungkin timbul sehingga menggeser makna asli dari aspirasi yang akan disampaikan.
"Selain menjaga persatuan seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat terus bahu-membahu untuk membangun kesejahteraan Indonesia. Bersama pemerintah, Wapres mengajak seluruh elemen untuk mengisi pembangunan dengan hal-hal bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat dan negara," ujarnya.
Orang nomor dua RI ini pun buka suara terkait aktivitasnya sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia yaitu dari membuat progam, kunjungan dari satu kota ke kota lain hingga menjunjung pesan mendalam tentang toleransi.
Singkatnya, toleransi menurut Ma’ruf adalah sikap menghargai sesama, sebab dirinya menilai Indonesia merupakan negara paling toleran. Sejak kali pertama menjabat hingga saat ini, dirinya sering kali bertemu tokoh luar negeri. Menariknya setiap tokoh mengajukan pertanyaan tentang keberagaman di Indonesia dan ingin belajar bukan mengajari.
“Belum lama ini Dewan Hukkama dari Mesir bertemu saya. Mereka datang ke Indonesia mau belajar tentang toleransi di Indonesia bukan mengajari. Makanya sekarang bukan lagi zamanya menerjemahkan Arab ke Indonesia, tapi sebaliknya menerjamahkan Indonesia ke Arab tentang tradisi, tatanan kehidupan di Indonesia,” katanya.
Lanjut kata dia, mereka melihat bahwa Indonesia bisa membangun keutuhan bangsa, karena didasari atas Pancasila.
“Mereka kagum dengan kita, tapi kita sendiri tidak merasa menjadi sorotan berbagai Negara,” ujarnya.
Saat Deddy mengajukan pertanyaan jika Indonesia menjadi negara Khilafah lantaran isu semacam ini sering disuarakan, Ma’ruf pun menjawab bahwa isu Khilafah akan terus ada tetapi tidak bisa diterapkan karena Pancasila sudah menjadi konsensus nasional yang harus di jaga.
“Pancasila itu hasil kesepakatan bersama, jika ada yang melanggar namanya mukhalafatul mitsaaq [menyalahi kesepakatan]. Nabi Muhammad juga pernah membuat kesepakatan di Madinah dengan orang-orang non-muslim untuk tidak saling menganggu dan berdampingan secara damai. Itu di pakai nabi, sebutannya piagam Madinah”, tegasnya.
Selain itu, ketika Deddy bertanya sejauh mana Wapres bekerja, sebab Wapres dianggap kinerjanya tidak pernah kelihatan. Alhasil, saat menjawab, meski di umur yang tidak muda lagi, dia menegaskan masih sanggup bertutur kata dengan jelas.
Dirinya menilai bahwa anggapan itu tidak masalah baginya. Sebab itu hak masyarakat, tetapi dia membantah tuduhan itu. Selama ini, selain menjabat Wapres dengan tugas yang diembannya, juga mempunyai tugas khusus salah satunya membangun ekonomi syariah.