Bisnis.com, JAKARTA-Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menuturkan Indonesia masih bisa mengalami gelombang ketiga Covid-19 seiring dengan kehadiran varian Omicron.
Budi menjelaskan gelombang ketiga Covid-19 sudah banyak terjadi di berbagai negara di Eropa hingga Afrika.
“Ada Afrika Selatan, Inggris, Norwegia, Amerika Serikat. Dari sisi jumlah kasus kita melihat demikian,” ujar Budi dalam talkshow salah satu televisi swasta, Rabu (5/1/2021).
Budi mengatakan, karakter varian Omicron sangat cepat menyebar dibanding varian Delta. Hal ini juga mempengaruhi grafik puncak pandemi.
“Sejak masuk Omicron, saya lihat cepat masuknya. Jika Delta range-nya 3 bulanan tapi Omicron sekitar 1 bulanan,” ucap Budi.
Selain itu, dia pun membandingkan tingkat hospitalisasi antara Omicron dengan Delta. “Dari 100 orang yang kena Delta, 20 orang masuk rumah sakit. Sedangkan Omicron dari 100 yang kena antar 6-10 yang masuk rumah sakit,” jelasnya.
Meski jumlah penularannya bakal naik, Budi meminta masyarakat tidak khawatir. “Kita jangan paranoid. Kita lihat yang masuk ke rumah sakit. Karena di negara lain 30-50 persen dibanding Delta,” ujar Budi.
Selain itu, kabar baiknya juga, menurut Budi, tingkat vaksinasi masyarakat Indonesia cukup tinggi. Kemudian, obat virus Covid-19 sudah disetujui oleh FDI, Molnupiravir dan Paxlovid.
“Dua-duanya diberikan kepada orang yang baru terkena baik ada gejala maupun tidak ada gejala. Dia bisa mengurangi secara signifikan,” pungkas Budi.
Sebelumnya, hingga Selasa (4/1/2022), Indonesia mencatatkan penambahan 92 kasus baru Covid-19 akibat penularan varian baru virus Corona B.1.1.529 atau Omicron. Sehingga, total kasus Covid-19 dari penularan varian Omicron menjadi 254, terhitung sejak diumumkan pertama kali oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 16 Desember 2021.