Varian Omicron Merebak
3. Delta (B.1617.2)
Selanjutnya, varian Delta atau B.1617.2 ini mulai dominan di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Varian Delta juga disebut sebagai penyebab lonjakan kasus Covid-19 di India beberapa waktu lalu.
Tingkat penularan varian Delta diketahui, 30—100 persen lebih mudah menular dari varian Alpha. Selain itu, tingkat keparahan infeksi dari varian ini memiliki peningkatan risiko pasien mengalami rawat inap hampir dua kali lipat dari varian Alpha.
Karakteristik dari varian Delta atau B.1617.2 yang mudah menyebar ini membuat banyak negara melakukan pembatasan ketat. Varian ini juga diduga mudah menular terutama di negara yang cakupan vaksinasinya masih rendah.
Dari 3 varian Covid-19, varian Delta mulai masuk ke Indonesia pada awal Mei 2021 pada dua kasus positif Covid-19 di Jakarta, di mana varian ini menyumbang kasus paling banyak di Indonesia.
Berdasarkan catatan Balitbangkes Kemenkes RI per 16 Oktober 2021 penyebaran mencapai 4.025 kasus Covid-19 varian Delta yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia.
Namun, penelitian baru-baru ini menunjukkan vaksin Astrazeneca dan Pfizer dua dosis, dinilai mampu memberikan perlindungan hingga sekitar 60-79 persen terhadap varian Delta.
4. Omicron (B.1.1.529)
Varian Omicron yang ada di Indonesia ditemukan pertama kali pada awal Desember 2021. Temuan kasus tersebut berawal saat dilakukan tes rutin bagi para petugas di Wisma Atlet. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, didapati sebanyak 3 orang dinyatakan positif Covid-19.
Pada 10 Desember, dilanjutkan tes whole genome sequencing (WGS) untuk mengetahui karakteristik detail virus oleh Litbangkes. Kemudian, pada 15 Desember akhirnya dinyatakan satu orang terinfeksi varian Omicron dengan kondisi orang tanpa gejala (OTG)
Varian ini merupakan garis keturunan B.1 yang dominan secara global. Dari 46 sampel ini, 44 di antaranya merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri, sedangkan dua sampel lainnya tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengutarakan, tambahan 27 kasus Omicron didapatkan dari WGS oleh Badan Litbangkes yang keluar pada 25 Desember 2021.
Sebanyak 26 kasus berasal dari pelaku perjalanan internasional atau imported cases, di antaranya 25 warga negara Indonesia (WNI) yang baru pulang dari Malaysia, Kenya, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Malawi, Spanyol, Inggris, dan Turki, serta 1 orang warga negara asing (WNA) asal Nigeria.
Dengan penambahan satu tenaga kesehatan yang terinfeksi Omicron, sejauh ini sudah dua pekerja di RSDC Wisma Atlet yang terinfeksi. Sebelumnya, kasus pertama di Indonesia terdeteksi pada 15 Desember adalah pekerja kebersihan di RSDC Wisma Atlet yang juga tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri.
Kemudian, Kemenkes mengumumkan sudah terjadi transmisi lokal Covid-1 varian Omicron. Kasus Omicron lokal itu pertama kali ditemukan pada pria berusia 37 tahun yang tak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri dalam beberapa bulan terakhir. Pasien tersebut juga tak melakukan kontak dengan pelaku perjalanan dari luar negeri.
"Pasien dan istri ini tinggal di Medan dan ke Jakarta satu bulan sekali. Mereka tiba di Jakarta pada 6 Desember lalu dan pada 17 Desember sempat mengunjungi salah satu restoran di SCBD," ujar Nadia dalam keterangan pers, Selasa (28/12/2021).
Kemudian, pada 19 Desember 2021, Nadia mengatakan pasangan suami dan istri tersebut melakukan tes antigen karena yang bersangkutan berencana kembali ke Medan dan dinyatakan positif.
"Kemudian dilakukan tes PCR pada 20 Desember dan konfirmasi terinfeksi Omicron didapatkan dari laboratorium GSI pada 26 Desember 2021," jelasnya.
Sebagai tindak lanjut, pasien tersebut sedang dalam proses evakuasi untuk melakukan isolasi di RS Sulianti Saroso.
Lebih lanjut, Nadia mengungkapkan Dinas Kesehatan dan Dinas Parekraf untuk melakukan tracing di tempat-tempat yang pernah pasien tersebut datangin dan tempat tinggal pasien tersebut selama di Jakarta.
Selain itu, akan dilakukan tes PCR kepada beberapa pegawai dan akan dilakukan tracing kepada tenaga kesehatan dan kontak erat di mana yang bersangkutan melakukan pemeriksaan yaitu tes antigen dan tes PCR.
Dengan penambahan satu kasus transmisi lokal ini, maka total kasus Omicron di Indonesia bertambah dari 46 kasus menjadi 47 kasus.