Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Dikicaukan Lebih dari 14 Ribu Cuitan, Apa itu Klitih yang Trending di Twitter?

Aksi klitih menjadi momok tersendiri bagi warga Jogja. Namun, apakah klitih itu?
Chelin Indra Sushmita
Chelin Indra Sushmita - Bisnis.com 28 Desember 2021  |  15:08 WIB
Dikicaukan Lebih dari 14 Ribu Cuitan, Apa itu Klitih yang Trending di Twitter?
Ilustrasi

Bisnis.com, SOLO - Di balik slogan Yogyakarta Berhati Nyaman, Kota Pelajar ini rupanya "menyimpan" aksi kejahatan yang kerap disebut dengan klitih--yang mana bisa menimpa siapa saja.

Dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (28/12/2021), klitih dalam bahasa Jawa berarti kegiatan angin di luar rumah atau keluyuran. Menurut sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto, klitih sebenarnya mempunyai makna yang positif.

Kata tersebut merujuk pada suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang.

Sayangnya, makna itu kemudian menjadi negatif ketika kegiatan mengisi waktu luang itu dilakukan dengan menyerang orang lain di jalan secara acak, serta tanpa motif yang jelas.

Mirisnya lagi, selama ini kebanyakan pelaku aksi tersebut adalah remaja usia SMP maupun SMA dan dilakukan pada malam hari.

Adapun gambaran dari klitih adalah aksi penyiletan terhadap orang lain. Biasanya pelaku klitih adalah sekelompok geng yang berusaha menyerang lawannya. Akan tetapi, bisa juga menyasar masyarakat umum yang sama sekali tidak dikenal oleh pelaku.

Meskipun begitu, klitih diyakini bukan kejahatan bawaan lahir, melainkan dilakukan secara sadar. Kebanyakan motif pelaku adalah balas dendam, rasa tidak suka, atau sekadar mencari-cari kegiatan sebagaimana makna asli dari klitih.

Korban yang dipilih pun tidak pandang bulu. Mayoritas sesama remaja, namun mahasiswa hingga orang dewasa pun tak luput menjadi korban aksi klitih yang marak di Jogja.

Para pelaku aksi klitih biasanya tidak segan melukai korban dengan cara membacok, memukul, atau menyerang menggunakan senjata tajam.

Berbeda dengan begal yang merampas harta korban, pelaku klitih biasanya cukup puas melihat korban terluka dan tidak berdaya. Mereka akan meninggalkan korban terkapar begitu saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

jogjakarta kriminalitas
Editor : Aliftya Amarilisya

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top