Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Indonesia pada 2022 diyakini akan lebih baik. Persepsi ini tertangkap dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Ekonomi-Politik 2021 dan Harapan 2022.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan sebesar 36,3 persen menilai ekonomi mereka menjadi lebih baik atau jauh lebih baik. Ada 27 persen menilai tidak ada perubahan. Selanjutnya 31,9 persen warga yang menilai kondisi ekonomi nasional sekarang lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding tahun lalu. Yang tidak tahu atau tidak menjawab 4,8 persen.
“Sebelum ada wabah Covid-19, pada survei Juni 2019, yang menilai kondisi ekonomi nasional lebih buruk atau jauh lebih buruk dibanding tahun sebelumnya sekitar 17,5 persen. Setelah ada wabah Covid-19, sentimen negatif [ekonomi memburuk] tersebut naik tajam menjadi 60,3 persen pada survei Oktober 2020,” katanya, Minggu (26/12/2021).
Meski belum kembali ke posisi sebelum Covid-19, Deni menjelaskan bahwa sentimen negatif atas kondisi ekonomi nasional menurun dari 60,3 persen pada Oktober 2020 menjadi 31,9 persen di saat ini. Sementara sentimen positif naik dari 15,2 persen menjadi 36,3 persen pada periode yang sama.
Pergeseran persepsi itu juga terlihat dalam harapan pada 2022. Dari total responden sekitar 62,2 persen warga menilai ekonomi nasional tahun depan lebih baik atau jauh lebih baik dibanding sekarang.
Sementara yang menilai akan lebih buruk atau jauh lebih buruk ada 10,6 persen dan yang menilai tidak ada perubahan 19,2 persen. Masih ada 7,9 persen yang tidak tahu atau tidak menjawab.
Baca Juga
Sejalan dengan optimisme ekonomi nasional, temuan survei juga menunjukkan untuk ekonomi rumah tangga, sebanyak 72,9 persen responden menilai ekonomi rumah tangga tahun depan akan lebih baik atau jauh lebih baik dibanding sekarang.
Sementara yang menilai akan lebih buruk atau jauh lebih buruk sekitar 6,7 persen dan yang menilai tidak ada perubahan 15,9 persen. Yang tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 4,4 persen,” terangnya.
Survei SMRC dilakukan pada 8-16 Desember 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung dengan melibatkan 2420 responden terpilih secara acak (multistage random sampling) dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 2062 atau 85 persen. Margin of error survei diperkirakan sebesar kurang lebih 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.