Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persoalkan Alternatif BBM Pengganti, DPR Minta Pertamina Lakukan Hal Ini

Perusahaan pelat merah tersebut kini berencana menghapus BBM jenis premium dan pertalite karena memiliki RON terendah.
Sejumlah pengemudi kendaraan mengisi BBM di salah satu SPBU yang dikelola Pertamina MOR II Sumbagsel. istimewa
Sejumlah pengemudi kendaraan mengisi BBM di salah satu SPBU yang dikelola Pertamina MOR II Sumbagsel. istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR Fraksi PKS Mulyanto meminta PT Pertamina (Persero) tidak ikut-ikutan mengikuti standar dunia dalam penggunaan bahan bakar mintak (BBM) dengan RON tinggi.

Imbasnya, perusahaan pelat merah tersebut kini berencana menghapus BBM jenis premium dan pertalite karena memiliki RON terendah.

“Jangan latah dengan standar orang lain. Pertimbangkan upaya domestik untuk kesejahteraan rakyat,” katanya kepada wartawan melalui keterangan pers, Minggu (26/12/2021).

Mulyanto menjelaskan bahwa rencana penghapusan Premium dan Pertalite harus dikaji secara mendalam dengan mempertimbangkan ekonomi rakyat. Apalagi saat ini, kondisi ekonomi dinilai masih sulit dampak dari pandemi.

"Apakah sudah tepat waktunya menghapus Premium tersebut? Kalau premium dihapus, apa alternatif BBM murah untuk masyarakat,” tanya Mulyanto.

Akibat rencana tersebut, Mulyanto memprediksi Pertalite dan Premium akan segera sulit ditemukan di sejumlah SPBU.

Hal ini menyusul usaha pemerintah yang ingin memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan BBM ramah lingkungan, yakni menggunakan BBM RON tinggi.

Pertalite memiliki RON 90 dan premuim di nilai 88. Dengan alasan ini, pemerintah tengah menyusun roadmap BBM ramah lingkungan dan menggantikan pertalite dengan BBM dengan kualitas lebih baik.

"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih dalam keterangannya pada Kamis (23/12/2021).

Dia menyebut, proses perpindahan Pertalite ke Pertamax sudah masuk dalam bahasan berbagai pihak guna tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

"Sehingga kita juga mencermati volume Pertalite yang harus disediakan untuk masyarakat," kata Soerja.

Pemerintah mencatat Premium RON 88 saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja. Volume yang digunakan pun sangat kecil. Kesadaran masyarakat menggunakan BBM dengan kualitas yang lebih baik, menjadi salah satu penyebabnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper