Bisnis.com, JAKARTA – Pasangan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir disebut sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) paling diminati generasi milenial dan gen z, karena dinilai punya kinerja yang baik dan mampu menyelesaikan permasalah nasional.
Wasisto Raharjo Jati, Peneliti Pusat Penelitian Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memperkirakan bahwa capres dan cawapres dalam Pilpres 2024 akan didominasi oleh kandidat muda yang saat ini memiliki jabatan public.
Fenomena tersebut dianggap wajar, sebab masyarakat ingin melihat transisi kepemimpinan nasional di 2024, dan tidak memiliki keterikatan dengan masa lalu. Figur baru dan muda pun diharapkan dapat melakukan estafet kepemimpinan nasional.
Dia menjelaskan bahwa munculnya kandidat pemimpin dari kalangan muda itu disebabkan oleh menguatnya persepsi pemimpin populis. Calon pemilih pemula dinilai Wasisto, tak lagi memilih berdasarkan sosok kharismatik sebagai satu-satunya tolok ukur seperti di era sebelumnya.
“Pemilih pemula tidak lagi memilih pemimpin berdasarkan karismatik, jargon, atau dinasti politik. Pemilih milenial dan gen Z tak suka dengan sesuatu yang formal dan terlalu simbolis. Mereka menginginkan yang realistis,” kata Wasisto dalam keterangan pers, Minggu (19/12/2021).
Adapun, nama Ganjar Pranowo dan Erick Thohir termasuk pasangan yang paling banyak masuk dalam berbagai survei yang dilakukan lembaga survei politik di Indonesia. Pasangan Ganjar-Erick yang sangat aktif di berbagai platform media sosial banyak digemari calon pemilih milenial.
Baca Juga
Wasisto menuturkan, para pemilih milenial melihat kinerja Ganjar dan Erick melalui media sosial. Para pemilih pemula pun memberikan apresiasi positif terhadap kinerja pasangan tersebut.
“Bahkan gaya pasangan Ganjar-Erick yang kesehariannya dianggap sama dengan karakter calon pemilih milenial. Apalagi mereka memberikan kinerja nyata dalam perbaikan ekonomi,” papar Wasisto.
Kinerja Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah saat ini banyak diapresiasi, sedangkan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dinilai mampu memperbaiki kinerja perusahaan BUMN.
Menurutnya, solusi taktis yang dikeluarkan Erick untuk pembenahan perusahaan BUMN agar tidak semakin terpuruk sangat diapresiasi calon pemilih pemula.
Pasangan Ganjar-Erick, lanjut Wasisto, merepresentasikan antara pemilih Jawa dan luar Jawa. Pasangan Jawa dan luar Jawa, katanya, merupakan pasangan yang sangat ideal di kontestasi Pilpres 2024, karena merepresentasikan Indonesia.
“Jika Ganjar-Erick ini maju ke Pilpres 2024, maka sudah merepresentasikan calon pemilih pemula yang nasionalis, mampu menyelesaikan masalah nasional dan ingin perubahan. Mereka berdua merupakan pasangan yang mampu membangun kedekatan visual dengan pemilih pemula,” kata Wasisto.
Dia melanjutkan, jika pasangan Ganjar-Erick ini bertarung dengan Prabowo-Puan Maharani, maka akan menciptakan narasi rivalitas antara pemimpin populis dan aristokratis.
Sosok Prabowo-Puan, kata dia, lahir dari kaum elit politik, sedangkan pasangan Ganjar-Erick membangun karir politik dari bawah.
Selain itu, jika pasangan Anies Baswedan-Ridwan Kamil juga ikut berkompetisi dengan Ganjar Erick, justru akan membuat elektabilitas pasangan itu semakin menurun.
Sosok Anies, katanya, masih belum menjual di lintas segmen, hanya terkenal di kalangan pendukung tertentu, serta kepopuleran Anies belum menjangkau di luar DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Di sisi lain, kepopuleran Ridwan Kamil hanya kuat di Jawa Barat saja.
“Calon pasangan yang saat ini paling ideal adalah Ganjar Pranowo dan Erick Thohir. Sosok Ganjar memiliki magnet tersendiri di calon pemilih pemula. Ganjar berhasil membangun narasi kalangan yang termarjinalkan,” jelasnya.
Menurutnya, kaum marjinal yang membuat publik simpati ke Ganjar mirip dengan jejak Presiden Joko Widodo ketika maju di Pilpres putaran pertama dan kedua.
Mengingat Pemilu 2024 dilakukan secara serempak, dia menjelaskan, elektabilitas parpol juga akan ditentukan dengan pasangan capres dan cawapresnya. Ideologi dan platform partai sudah tak terlalu berpengaruh lagi.