Bisnis.com, JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan produk inovasi alat kesehatan yang telah dimanfaatkan industri melalui kerja sama lisensi 2020 – 2021, di antaranya produk alat terapi oksigen beraliran tinggi dan alat penghancur jarum suntik. Produk alat terapi oksigen beraliran tinggi menghasilkan penerimaan negara lebih dari Rp2 miliar.
“Ini sangat luar biasa, penerimaan negera dari royalti sebesar 3 persen mencapai Rp2,75 miliar, imbalan kepada inventor yang diterima mencapai Rp454 juta dalam 1 tahun. Ini berkali-kali saya tekankan, jangan takut jadi periset, royalti yang diterima bisa sangat besar,” ujar Plt. Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (OR IPT), Agus Haryono, dalam webinar Riset BRIN #1, Senin (13/12/2021).
Agus mengatakan, pada masa pandemi, hasil-hasil riset sangat ditunggu oleh masyarakat.
“Kemenkes menginginkan agar alat-alat yang digunakan oleh fasilitas kesehatan dari produk dalam negeri,” lanjutnya.
Alat dan deteksi kesehatan merupakan 1 dari 4 program yang tertuang dalam Rumah Program (RP) OR IPT tahun 2022. Tiga teknologi lainnya yaitu teknologi kendaraan listrik, teknologi tepat guna, dan teknologi material maju.
Untuk RP teknologi tepat guna, lanjut Agus, fokus pada produk pertanian dan pangan, namun diharapkan tahun 2022 juga berfokus kepada sektor energi, mineral, dan transportasi.
Baca Juga
“Diharapkan dengan era industri 4.0, BRIN dapat mengembangkan sistem otomasi dari peralatan-peralatan yang dibutuhkan masyarakat melalui teknologi tepat guna,” tambahnya.
Sedangkan untuk RP material maju, para peneliti dapat menghasilkan kekayaan intelektual dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) berbasis teknologi lokal, dengan meningkatkan nilai tambah yang jauh lebih tinggi dibandingkan SDA aslinya.
Pengembangan material maju dilakukan mulai dari bahan baku material, pertambangan, smelter, pemurnian, ekstraksi menjadi material, rekayasa material, hingga desain manufaktur, sehingga menghasilkan suatu produk termasuk analisis dampaknya bagi lingkungan.