Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (5/12) serupa dengan yang terjadi pada Desember tahun lalu.
Hal tersebut disampaikan berdasarkan data tim lapangan PVMBG yang mengungkapkan luncuran awan panas guguran kemarin mencapai 11 km dari puncak gunung.
"Berdasarkan data tim lapangan, luncuran awan panas guguran kemarin mencapai 11 km dari puncak gunung api dan kejadian ini sama dengan kejadian pada Desember 2020," kata Andiani kepada Bisnis, Minggu (5/12/2021).
Sebelumnya, dia menjelaskan tingkat kegempaan yang normal dan kabut yang menghalangi upaya pemantauan visual aktivitas Gunung Semeru membuat erupsi yang terjadi tidak dapat diprediksi.
Pengamatan yang dilakukan PVBMG menggunakan 2 metode. Pertama, secara visual baik kasat mata maupun via teknologi CCTV. Kedua, menggunakan alat-alat pendeteksi di sekitar lokasi gunung.
"Kebetulan kemarin pemantauan visual ditutup kabut sehingga tidak bisa dipantau dengan pandangan kasat mata dan aktivitas kegempaan juga seperti biasa," jelas Andiani.
Kendati demikian, sambungnya, PVBMG telah memberikan sejumlah informasi kepada pihak-pihak terkait lainnya mengenai hasil monitoring rutin aktivitas Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.
Dia menjelaskan kejadian guguran awan panas sudah terjadi sejak beberapa pekan sebelum erupsi terjadi dengan intensitas kecil. Dari sisi kegempaan, kata Andiani, aktivitas juga terpantau tidak terlalu tinggi.
"Sehingga belum ada peringatan dini yang kami keluarkan. Namun, ternyata kemarin kejadiannya terjadi cukup besar," ujarnya.