Bisnis.com, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 5.205 jiwa terdampak erupsi Gunung Semeru. Dari total tersebut, 1.300 orang di antaranya mengungsi.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan jumlah warga yang mengungsi ini bertambah dari data sebelumnya yaitu 902 orang.
"Ada 9 orang yang belum terdata apakah statusnya hilang atau meninggal," kata Muhari dalam keterangan pers secara virtual, Minggu (5/12/2021).
Lebih lanjut, Muhari mengungkapkan korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru bertambah 1 orang pada Minggu (5/12) sehingga totalnya menjadi 14 orang.
Dia menjelaskan dua korban meninggal di antaranya berada di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"5 [korban meninggal] di RSUD Haryoto, 5 di RS Bhayangkara Lumajang, belum teridentifikasi dan 2 di Sumber Wuluh,” ujarnya.
Muhari menjelaskan bahwa untuk korban luka berat jumlahnya mencapai 35 orang. Perinciannya, ada 8 orang yang sedang dirawat di RSUD Haryoto. Kemudian, 16 korban luka berat di RS Pasirian, 3 di RS Bhayangkara, 8 di Puskesmas Penanggal.
Untuk luka ringan, BNPB mencatat jumlahnya mencapai 21 orang. Dengan demikian, total seluruh warga yang menderita luka-luka akibat erupsi Gunung Semeru mencapai 56 orang. Jumlah tersebut berkurang dari catatan sebelumnya yaitu 69 orang.
Muhari mengungkapkan saat ini masih belum terbentuk posko terpadu tanggap darurat sehingga membuat koordinasi dan pendataaan korban masih terpisah antara satu pos dengan lain.
“Pak Kepala BNPB memerintahkan harus terbentuk 1 posko terpadu sehingga bisa terkoordinasi dan data bisa terkonsolidasi,” ujarnya.