Bisnis.com, SOLO - Setiap orang muslim diwajibkan untuk selalu berdoa agar ikhtiar yang sudah dilakukan dapat cepat terkabul.
Namun demikian, agar doanya yang dipanjatkan terkabul ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Dikutip dari laman NU.or.id, Syekh Khalid ibn Sulaiman mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan doa tidak terkabul.
Pertama, makanan, minuman, atau pakaian yang haram.
Hal ini seperti ditandaskan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, tidak akan menerima kecuali yang baik-baik".
Allah juga memerintah orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan kepada para rasul, sebagaimana perintah-Nya ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,’ (QS. Al-Mukminun [23]: 51); Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah,’ (QS. Al-Baqarah [2]: 172).
Baca Juga
Kedua, tergesa-gesa dalam berdoa. Setelah itu, tak lagi berdoa. Ini pula yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melalui riwayat Abu Hurairah.
"Doa salah seorang kalian dikabulkan selama ia tak tergesa-gesa dalam doanya. Sehingga ia mengeluh, ‘Aku sudah berdoa, namun doaku tak dikabulkan.’” demikian yang diriwayatkan oleh Muslim.
Ketiga, banyak kewajiban Allah yang diabaikan dan merebaknya kemaksiatan. Di antara kewajiban tersebut adalah amar ma’ruf dan nahi munkar. Hal ini ditandaskan oleh riwayat Hudzaifah.
Keempat, doa yang dipanjatkan mengandung dosa. Hal diingatkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melalui hadits Abu Sa‘id:
“Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahim kecuali Dia akan mengabulkannya. Namun, posisi dia terhadap doanya tak terlepas dari tiga keadaan, baik doanya disegerakan pengabulannya di dunia, disimpan atau diakhirkan di akhirat, atau dipakai untuk menolak petaka yang akan menimpanya,” (HR Ath-Thabrani).