Bisnis.com, JAKARTA - Juru bicara pemerintah untuk program vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa Indonesia belum berencana memberlakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster secara massal dalam waktu dekat.
Menurut Nadia, saat ini prioritas utama pemerintah adalah memastikan pemerataan cakupan vaksinasi bisa terus meningkat.
"Skenario untuk booster tentu sudah dipertimbangkan pemerintah, tetapi kalau kita lihat WHO sendiri juga belum merekomendasikan. Pemerintah memang sudah memiliki skenario, tapi itu baru akan lakukan apabila dosis pertama dan lansia bisa mencapai 70 persen [dari target]," tuturnya dalam diskusi virtual Kemenkes, Selasa (16/11/2021).
Menurut data yang ada, kata Nadia saat ini penerima vaksin dosis pertama di kalangan lansia baru sekitar 44 persen dari target. Artinya, masih ada pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan pemerintah dan stakeholder terlibat.
Sebaliknya, untuk vaksinasi secara keseluruhan, Nadia menilai salah satu tantangan terberat adalah menjangkau masyarakat di daerah rural.
"Berbeda di daerah urban di mana vaksinasi cukup mudah, di daerah rural ini cukup sulit karena misal akses transportasi ke sana susah. Butuh waktu yang panjang untuk menggelar vaksinasi di sana dan hal ini yang terus kami upayakan," katanya.
Terkait booster atau dosis ketiga, bila segalanya berjalan lancar, estimasi paling cepat program tersebut bergulir adalah Januari-Februari tahun depan. Itu pun dengan asumsi vaksinasi lansia bisa lebih dulu mencapai target.
Hingga untuk saat ini, program tersebut hanya bergulir untuk cakupan sangat terbatas.
"[Booster] saat ini khusus untuk kelompok prioritas, yang pertama untuk tenaga kesehatan dan yang kedua nanti tentunya adalah lansia kami dahulukan," tandasnya.