Bisnis.com, JAKARTA – Rilis Survei Nasional Poltracking Indonesia mencatatkan terdapat tiga kandidat yang cukup potensial untuk maju sebagai Calon Presiden (Capres) 2024 dengan angka elektabilitas di atas 10 persen.
Ketiga tokoh tersebubut antara lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR menyampaikan, survei tersebut memberikan gambaran, dalam konteks Pilpres 2024.
Menurutnya, terdapat tiga panggung strategis yang akan mendominasi perebutan kursi orang nomor satu di Indonesia, yakni kepala daerah, menteri, dan politisi/ketua umum partai, yang mendapat sorotan publik dan dapat dikapitalisasi sebagai eskalator politik untuk Capres 2024.
Dia melanjutkan, dalam pertanyaan terbuka (top of mind) Capres 2024, nama-nama yang terekam antara lain, Ganjar Pranowo (18,2 persen), Prabowo Subianto (17,1 persen), Anies Baswedan (10,2 persen), Ridwan Kamil (2,4 persen), dan Khofifah Indar Parawansa (2,1 persen).
Selanjutnya, untuk kandidat potensial yang memiliki persentase di bawah 2 persen adalah Sandiaga Salahuddin Uno (1,7 persen), Puan Maharani (1,5 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1,3 persen), Airlangga Hartarto (0,5 persen), Gatot Nurmantyo (0,4 persen), Andika Perkasa (0,3 persen), Mahfud MD (0,3 persen), Erick Thohir (0,2 persen) dan Muhaimin Iskandar (0,2 persen).
Baca Juga
Selain itu, dalam simulasi 15 nama Capres 2024, angka elektabilitas dari setiap kandidat yaitu Ganjar Pranowo (22,9 persen), Prabowo Subianto (20,0 persen), Anies Baswedan (13,5 persen), Ridwan Kamil (4,1%), Agus Harimurti Yudhoyono (3,3 persen).
Adapun, untuk angka elektabilitas di bawah 3 persen diraih oleh Sandiaga Salahuddin Uno (2,8 persen), Khofifah Indar Parawansa (2,5 persen), Puan Maharani (1,9 persen), Gatot Nurmantyo (1,2 persen), Andika Perkasa (1,2 persen), Airlangga Hartarto (1,0 persen), Erick Thohir (0,9 persen), Mahfud MD (0,8 persen), Muhaimin Iskandar (0,3 persen) dan Zulkifli Hasan (0,2 persen).
“Namun, mengingat pelaksanaan Pilpres masih cukup jauh hingga tahun 2024, sangat mungkin terjadi berbagai dinamika, peristiwa, dan momentum politik yang berpotensi mengubah peta politik elektoral ke depan,” ujarnya lewat rilis survei, Senin (25/10/2021).
Sekadar informasi, Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei nasional pada 3—10 Oktober 2021 dengan menggunakan metode multistage random sampling.
Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1220 responden dengan margin of error (MoE) +/- 2.8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel survei ini menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terakhir.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat. Data setiap responden diverifikasi dengan ketat melalui perangkat teknologi komunikasi terbaru untuk menjamin kualitas dan kredibilitas hasil survei.
“Maksud dan tujuan dari survei ini adalah untuk mengukur kinerja dua tahun pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin serta popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas figur potensial calon presiden 2024,” tutupnya.