Bisnis.com, JAKARTA - China telah mencoret Caixin Media dari daftar media resmi sebagai langkah untuk membatasi pengaruh salah satu sumber informasi paling liberal di negara ini.
Administrasi Siber China mengumumkan telah menerima izin dari 1.300 media dalam negeri, akun sosial media dan badan pemerintah. Untuk itu, sumber di luar itu akan diblokir.
"[Caixin dihapus] karena dianggap tidak lagi memenuhi kondisi, memiliki performa yang buruk atau kurangnya pengaruh," kata pengawas internet tersebut.
Caixin termasuk dari sedikit media di China yang menyuarakan kritik kepada pemerintah. Pada 2016, perusahaan media swasta ini menyebut Badan Siber China sebagai organ sensor pemerintah dalam artikel berbahasa Inggris yang dipublikasikan oleh situs berbahasa mandarin, tetapi sekarang telah dihapus.
Perusahaan media keuangan itu telah membuat berbagai laporan terkait dengan korupsi pejabat negara, masalah polusi, dan kemarahan publik terhadap pemerintah. Caixin tidak lagi diperbolehkan muncul di platform internet seperti Sina.com yang sangat populer bagi pengguna internet China dalam membaca berita.
China tengah mecengekeram keras lanskap medianya dan memblokir banyak organisasi berita asing, termasuk Bloomberg News.
Baca Juga
Sebelumnya, pendiri Caixin Hu Shul mengatakan kepada New York Times pada 2005 bahwa akan mendorong batas dari jurnalisme China, tetapi tidak akan menerbosnya.
Awal bulan ini, China mengusulkan pembatasan modal swasta pada pemberitaan dan operasi distribusi, sebuah langkah yang akan melemahkan pengaruhnya terhadap media pemerintah.
Pembatasan pada investasi swasta juga berlaku pada pendirian dan pengoperasian outlet berita, termasuk agensi, penerbit surat kabar, dan lembaga penyiaran.
Beijing telah mendorong Alibaba Group Holding Ltd., untuk menjual aset medianya seperti South China Morning Post.