Bisnis.com, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta daerah untuk siaga menyusul meningkatnya bencana hidrologi selama beberapa pekan terakhir.
Data BNPB menyebutkan bahwa sebanyak 15 kejadian banjir menerjang beberapa wilayah pada sepekan pertama Oktober.
Sebagian besar banjir berlokasi di Kalimantan, seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Selama periode tersebut, tercatat empat warga meninggal dan 20 lainnya luka-luka akibat banjir bandang di wilayah Luwu, Sulawesi Selatan.
Sedangkan kerusakan rumah pada kurun waktu ini, BNPB mencatat rumah rusak sebanyak 12 unit dan fasilitas umum 6 unit.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi mengatakan bahwa kesiapsiagaan itu terhadap bahaya hidrometeorologi, tidak hanya banjir tetapi juga ancaman lain seperti banjir bandang dan tanah longsor.
BPBD provinsi diharapkan meningkatkan koordinasi dengan dinas terkait dan aparatur kabupaten maupun kota di daerah masing-masing.
Baca Juga
Di samping itu, pemerintah daerah untuk meningkatkan kegiatan sosialisasi, edukasi, dan mitigasi terkait upaya pencegahan banjir dan gerakan tanah dengan menggunakan media elektronik atau media sosial.
“Melakukan koordinasi dengan lembaga atau organisasi terkait, seperti RAPI, Orari, Senkom, Forum PRB, dalam penyebarluasan informasi dini banjir dan gerakan tanah secara berkala sampai kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah berisiko tinggi,” katanya melalui keterangan pers, Rabu (13/10/2021).
Prasinta menjelaskan bahwa BPBD perlu menyiapkan dan mensosialisasikan tempat evakuasi aman dengan mempertimbangkan protokol Kesehatan. Hal tersebut perlu ditunjang dengan pengidentifikasian kebutuhan dan ketersediaan sumber daya yang ada di daerah.
“Apabila diperlukan, dapat menetapkan status darurat bencana dan membentuk pos komando penanganan darurat bencana serta mengaktivasi rencana kontingensi menjadi rencana operasi,” jelasnya.
BNPB mencatat wilayah berpotensi banjir dengan kategori tinggi di Pulau Sumatera teridentifikasi di Aceh (Aceh Singkil, Aceh Tamiang dan Gayo Lues), Sumatera Barat (Langkat dan Mandailing Natal), Jambi (Kerinci dan Kota Sungai Penuh), Bengkulu (Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Kaur, Lebong dan Seluma), Sumatera Selatan (Lahat, Ogan Komering Ulu), dan Lampung (Pesisir Barat).
Sisanya adalah Sulawesi Tengah (Sigi), Papua Barat (Sorong dan Teluk Bintuni) dan Papua (Deiyai, Dogiyai, Jayawijaya, Membramo Tengah, Mimika, Nabire, Paniai dan Yalimo).
Pada potensi gerakan tanah, Badan Geologi ESDM mengeluarkan analisis untuk periode Oktober 2021. Badan Geologi mengidentifikasi beberapa titik hingga tingkat kecamatan pada 34 provinsi berpotensi gerakan tanah dengan kategori menengah hingga tinggi.