Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

DPR Angkat Bicara soal Limbah Paracetamol di Teluk Jakarta

Komisi IV DPR menyebut, temuan Paracetamol di Teluk Jakarta dikhawatirkan akan memiliki dampak berkepanjangan.
John Andhi Oktaveri
John Andhi Oktaveri - Bisnis.com 07 Oktober 2021  |  19:53 WIB
DPR Angkat Bicara soal Limbah Paracetamol di Teluk Jakarta
Wasekjen PKB Daniel Johan - Antara

Bisnis.com, JAKARTA - DPR meminta pemerintah segera membuat langkah konkret untuk mengatasi temuan pencemaran lingkungan dari limbah farmasi Paracetamol di Teluk Jakarta.

Komisi IV DPR yang salah satu bidang tugasnya mencakup mengenai lingkungan hidup menegaskan, temuan Paracetamol di laut itu dikhawatirkan akan memiliki dampak berkepanjangan.

“Pemerintah harus segera membuat langkah nyata, solusi sebaik-baiknya terhadap temuan kandungan paracetamol di laut Jakarta. Jangan sampai pencemaran lingkungan ini berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat,” kata Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan kepada wartawan, Kamis (7/10/2021).

Peneliti gabungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan University of Brighton UK mengungkap Teluk Jakarta tercemar Paracetamol, obat pereda demam dan nyeri.

Hasil penelitian tersebut menemukan konsentrasi Paracetamol di Teluk Jakarta relatif tinggi dibandingkan dengan pantai-pantai lain di belahan dunia, yakni 420-610 nanogram per liter (ng/L).

Atas temuan itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membentuk tim kerja untuk menangani permasalahan pencemaran lingkungan di Jakarta.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta juga telah mengambil sampel air laut di dua lokasi yang disebut tercemar kandungan Paracetamol, yaitu Angke dan Ancol.

Daniel mengatakan, diperlukan kolaborasi lintas instansi agar masalah ini secepat mungkin dapat diatasi, sebab konsentrasi Paracetamol yang tinggi meningkatkan kekhawatiran paparan jangka panjang, terlebih studi lain menemukan juga adanya cemaran logam di Teluk Jakarta.

“Kita tidak ingin pencemaran lingkungan ini mendatangkan masalah terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ini mengingat banyak warga di sekitar yang mencari nafkah dengan memanfaatkan laut Teluk Jakarta,” ujar Daniel.

Menurutnya, solusi yang hadir juga harus mengedepankan penyelamatan terhadap biota laut. Karena itu, dia mendorong secepatnya Teluk Jakarta dibersihkan dari cemaran Paracetamol.

Hingga saat ini masih belum diketahui sumber dari pencemaran lingkungan di Teluk Jakarta. Namun, untuk tahap awal, dugaan sementara kandungan paracetamol itu bersumber dari akibat konsumsi yang berlebihan, limbah dari rumah sakit, dan industri farmasi.

“Identifikasi sumber pencemaran mutlak harus dilakukan agar penanggulangan bisa lebih efektif dan efisien,” tegas Daniel.

Peneliti juga mengungkap kemungkinan sumber pencemaran bukan hanya dari warga Jakarta, tapi juga dari kawasan sekitar seperti Bogor, Bekasi dan Depok. Bahkan 60-80 persen pencemaran diprediksi datangnya dari daratan (land based) seperti pembuangan sampah obat Paracetamol kedaluwarsa.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan pencemaran diakibatkan oleh kebocoran industri farmasi.

Daniel mengatakan, cemaran Paracetamol juga bisa akibat manajemen penanganan limbah yang kurang baik, sehingga membuat kotoran tidak terurai dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

dpr pencemaran lingkungan teluk jakarta
Editor : Nancy Junita

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top