Bisnis.com, JAKARTA - Pernyataan Direktur Pencegahan Densus 88 Anti Teror Kombes Pol. M. Rosidi yang mengaitkan kemenangan Taliban di Afganistan dengan propaganda teroris di Indonesia mendapat kritikan pedas dari Fadli Zon.
Menurut politikus Partai Gerindra tersebut, narasi yang disampaikan pihak Densus 88 itu mengarah kepada islamofobia.
Oleh karena itu, Fadli meminta Densus 88 sebaiknya dibubarkan.
"Narasi semacam ini tak akan dipercaya rakyat lagi, berbau Islamifobia. Dunia sdh berubah, sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja. Teroris memang harus diberantas, tapi jgn dijadikan komoditas," cuitnya melalui akun Twitter @fadlizon, Selasa (5/10/2021).
Cuitan Fadli Zon yang meminta Densus 88 dibubarkan tersebut sontak mendapat komentar beragam dari warganet.
Baca Juga
Pemilik akun @Rifai86ctr misalnya, setelah mengetahui cuitan Fadli Zon itu langsung memberikan komentar setuju.
"Sepakat bang, teroris memang harus diberantas, tapi jgn dijadikan komoditas," tulisnya.
Sementara akun @DidinRohidin10 mengatakan, semua ideologi yang mengancam kedaulatan negara patut diwaspadai.
"Yang satu mengatakan teroris ilusi, satunya lagi ngomong PKI itu ilusi, terus aja gitu sampai monyet lebaran. Padahal ideologi apapun yg mengancam kedaulatan negara itu bahaya," tulisnya.
Sebagai informasi, pernyataan Direktur Pencegahan Densus 88 Anti Teror Kombes Pol. M. Rosidi tersebut disampaikan saat melakukan diskusi secara daring.
Dikutip dari YouTube The Habibie Center, dalam diskusi itu Rosidi mengatakan jika kemenangan Taliban di Afganistan menjadi inspirasi teroris di Indonesia.
“Paling tidak, dapat dijadikan sebagai sarana propaganda mereka maupun dijadikan sarana untuk menstimulus jaringan teroris yang ada di Indonesia," katanya, Selasa (5/10/2021).
Pernyataan Rosidi itu didasarkan dari pengakuan dari salah satu teroris yang ditangkap beberapa waktu lalu.
Dalam sebuah ceramah, kata dia, teroris itu mengatakan kepada pengikutnya untuk terus istiqomah seperti yang dilakukan Taliban.
“Kemenangan Taliban ini bisa menjadi contoh atau di-copy-paste oleh kelompok-kelompok [terorisme] lainnya untuk terus berjuang,” katanya.