Sidak e-KTP
3. Menarik Staf saat Upacara
Momen Risma menegur pejabat juga terjadi pada 25 Oktober 2017, di mana dirinya mengeluhkan turunnya kinerja pelayanan publik pemerintah Surabaya. Kemarahan risma semakin menjadi-jadi saat melihat ada staf yang bergurau di tengah upacara. Pada saat itu juga dia langsung turun dari panggung dan menarik salah satu staf ke belakang panggung yang ketahuan bergurau saat upacara.
4. Geram Kantor Tandes Kotor
Pada 28 Februari 2018, Risma juga kedapatan marah saat mengunjungi Kantor Kecamatan Tandes, Surabaya dirinya emosi setelah melihat bagian kantor yang kotor, berdebu, dan infrastruktur yang tidak layak.
Risma langsung memarahi para pegawai kantor tersebut dan memerintahkan Dinas Kebersihan agar segera mengirimkan personil untuk membersihkan kantor Kecataman Tandes.
5. Ngamuk Taman Bungkul Rusak
Risma marah dan naik pitam karena melihat Taman Bungkul Surabaya rusak parah akibat adanya acara bagi-bagi es krim. Dia langsung mendatangi dan memarahi panitia karena telah merusak taman yang diprediksi menghabiskan Rp1 miliar untuk kebutuhan perbaikannya.
6. Marah kepada Demonstran UU Cipta Kerja
Risma marah besar kepada demonstran penolak UU Cipta Kerja dengan menghampiri mereka di kawasan Jalan Gubernur Suryo, tepatnya di depan Hotel Grand Inna Simpang, setelah ratusan massa berhasil dipukul mundur oleh polisi. Risma marah karena menganggap massa aksi demo telah merusak fasilitas umum di Surabaya, Jawa Timur, pada 8 Oktober 2020.
Risma datang ke lokasi demo setelah bentrokan massa dengan Polri berakhir. Saat itu, dia melihat seorang demonstran yang diamankan polisi dan langsung meluapkan amarahnya.
Dia mengaku tak terima lantaran fasilitas umum dan pot-pot tanaman di kotanya dirusak oleh para massa.
7. Ngamuk saat Sidak e-KTP
Risma juga pernah ngamuk saat melakukan sidak pembuatan e-KTP saat dirinya masih menjabat Wali Kota Surabaya. Pada September 2016, Risma memarahi pegawai kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surabaya gara-gara software pembuatan e-KTP tidak beroperasi secara benar dan menghambat pelayanan publik.
Risma geram karena tidak ada pegawai yang memperbaiki software tersebut sehingga masyarakat harus bolak-balik dan mengantre untuk mengurus e-KTP. Dia pun langsung memanggil Kepala Disdukcapil Surabaya dan meminta agar software segera diperbaiki.
