Bisnis.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman penularan varian baru virus Corona.
Ketua Tim Pakar Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa ancaman varian baru Covid-19 tidak hanya berasal dari luar Indonesia, namun bisa saja terbentuk di dalam negeri.
"Semua virus, termasuk virus SARS Cov-2 penyebab Covid-19 mengalami perubahan terus-menerus. Fakta ini merupakan pengingat bahwa virus akan terus bermutasi selama virus masih ada dan beredar di masyarakat," kata Wiku dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (10/9/2021).
Pemerintah, imbuhnya, selalu berusaha menekan angka kasus infeksi melalui berbagai kebijakan yang menyeluruh.
Dengan begitu, menurut dia, semakin rendah penularan yang terjadi di masyarakat maka semakin kecil pula kemungkinan virus mengalami perubahan menjadi varian baru.
Dalam kesempatan itu, Wiku mengemukakan, jenis varian Covid-19 dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu varian yang menjadi perhatian (variant of concern/VOC) dan varian yang diamati (variant of interest/VOI).
Dia menjelaskan varian yang termasuk dalam VOC merupakan varian yang sudah terbukti mengalami perubahan karakteristik, seperti lebih menular, meningkatkan keparahan gejala, menurunkan efektivitas kekebalan tubuh, menurunkan akurasi alat diagnostik, atau menurunkan efektivitas obat dan terapi.
Saat ini, terdapat empat VOC yang perlu menjadi perhatian, yakni Alpha, Beta, Gamma dan Delta.
Wiku menjelaskan varian Alpha bersifat lebih menular dan lebih berpeluang menyebabkan keparahan gejala. Varian Beta dan Gamma, disampaikan, bersifat lebih menular serta meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di rumah sakit.
Varian Delta, bersifat lebih menular bahkan bagi orang yang telah tervaksinasi, serta meningkatkan risiko kebutuhan perawatan di rumah sakit.
"Untuk itu respons tepat dalam menghadapi keberadaan VOC ini ialah memperketat kebijakan mobilitas dengan skrining berlapis khususnya bagi pelaku perjalanan asal negara di mana varian tersebut juga ditemukan," kata Wiku.
Selain itu, dia juga meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi tertular dengan meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan di manapun dan kapanpun.
Sementara varian yang masuk dalam kategori VOI, Wiku menyampaikan, terdapat lima jenis varian yang masuk dalam kategori itu, yaitu Eta, Iota, Kappa, Lambda dan Mu.
"Varian-varian yang masuk dalam kategori VOI diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik virus, dilihat dari perubahan genetiknya maupun karena pengaruhnya terhadap transmisi di komunitas, termasuk memunculkan klaster kasus di beberapa negara," paparnya.
Dia mengatakan, respons yang tepat dalam menghadapi keberadaan VOI ini ialah terus memantau perkembangan informasi dari WHO.
"Terdapat dua kemungkinan yang dapat terjadi seiring dengan studi lanjutan yang dilakukan, yaitu berubahnya status VOI menjadi VOC, sebagaimana yang dialami varian Delta, atau statusnya bisa berubah menjadi tidak aktif di suatu wilayah," jelasnya.