Bisnis.com, JAKARTA - Munculnya varian baru virus Corona yaitu varian Mu yang telah menyebar di beberapa negara menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat.
Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban mengatakan hingga saat ini varin baru virus Corona yaitu varian Mu belum terbukti mengkhawatirkan
"Sampai kini varian Mu belum terbukti mengkhawatirkan dan prevalensinya hanya 0,1 persen dari kasus dunia," kata Zubairi dikutip dari akun Twitternya @ProfesorZubairi, Jumat (10/9/2021).
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa belum juga terkonfirmasi mengenai potensinya untuk bertransmisi lebih cepat atau mengurangi efisiensi vaksin.
Meskipun demikian, dia mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tetap waspada, namun tidak perlu panik ataupun khawatir.
"Jadi, jangan panik, tapi harus tetap memantau Mu dengan cermat," ujarnya.
Varian Mu sendiri telah terdaftar sebagai “varian yang diminati” pada 30 Agustus, dan kini dipantau oleh WHO. Strain berbagi mutasi dengan varian yang menjadi perhatian, termasuk varian Delta yang saat ini mendominasi di Inggris dan Amerika Serikat. Namun, belum diketahui apakah Mu akan mampu menghindari perlindungan vaksin virus Corona.
Sampai kini varian Mu belum terbukti mengkhawatirkan dan prevalensinya hanya 0,1 persen dari kasus dunia. Belum jua terkonfirmasi mengenai potensinya untuk bertransmisi lebih cepat atau mengurangi efisiensi vaksin. Jadi, jangan panik, tapi harus tetap memantau Mu dengan cermat.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) September 10, 2021
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya mengantisipasi penyebaran virus Corona varian Mu dan beberapa varian lainnya yang berpotensi menyebar ke Indonesia.
Salah satu langkah yang dilakukan untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19 ialah melalui pengetatan kebijakan karantina dan testing bagi pelancong dari luar negeri.
"Pemerintah juga berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar negeri melalui pengetatan kebijakan karantina internasional, entry dan exit testing serta persyaratan vaksinasi," kata Nadia dalam konferensi pers, Rabu (8/9/2021).
Lebih lanjut, dia menyatakan pemerintah juga terus berkonsultasi dengan Badan Kesehatan Dunia, WHO guna memperbaharui informasi terkait varian MU atau B.1.621yang diduga kebal dengan vaksinasi.
“Juga varian Mu yang saat ini menyebar di 46 negara. Kami terus berkoordinasi di tiap pintu masuk negara untuk menyusun kebijakan mengantisipasi varian yang dikatakan memiliki kekebalan efek terhadap vaksinasi,” ujar Nadia.
Selain itu, lanjut Nadia, Kemenkes dan lembaga terkait selalu melakukan pemantauan dan sekuensi terhadap kasus yang masuk ke Indonesia.
Sampai saat ada 5.835 hasil sekuensi yang telah diteliti dan dilaporkan. Dari total tersebut 2.300 adalah varian Delta yang ditemukan di 33 provinsi di Indonesia.